Menguak Sejarah Adanya Gunung Kelud-Jawa Timur

Mei 04, 2017
Menguak Sejarah Adanya Gunung Kelud-Jawa Timur - Baru-baru ini masyarakat di Indonesia di gemparkan oleh meletusnya gunung kelud khususnya masyarakat di Kota Kediri, Jawa Timur.  Bahkan jawaban letusan gunung tersebut membuat masyarakat bertempat tinggal disana terpaksa harus mengungsi dari sana, dikarenakan Erupsi gunung kelud menjadikan hujan bubuk dan kerikin yang menutupi banyak wilayah di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Hingga Ribuan orang mengungsi.

Untuk itu mimin Gunung Kelud di Kota Kediri, Jawa Timur
Dalam sejarah, Gunung Kelud termasuk dalam tipe stratovulkan dengan karakteristik letusan eksplosif. Seperti banyak gunung api di Pulau Jawa, Kelud terbentuk jawaban proses subduksi lempeng benua Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia. 
meletus gunung kelud

Sejak tahun 1300, gunung ini tercatat aktif meletus dengan rentang jarak waktu yang relatif pendek sekitar 9-25 tahun. Gunung Kelud merupakan gunung api yang berbahaya bagi manusia.

Kekhasan gunung api ini ialah adanya danau kawah yang ada hingga simpulan tahun 2007. Saat terjadi erupsi, lahar letusan sangat cair keluar dan membahayakan penduduk sekitarnya. 

Akibat kegiatan tahun 2007 yang memunculkan kubah lava, danau kawah nyaris sirna dan tersisa semacam kubangan air. Puncak-puncak yang ada sekarang merupakan sisa dari letusan besar masa lalu yang meruntuhkan episode puncak purba. Dinding di sisi barat daya runtuh terbuka sehingga kompleks kawah membuka ke arah itu. 

Puncak Kelud ialah yang tertinggi, berposisi agak di timur laut kawah. Puncak-puncak lainnya ialah Puncak Gajahmungkur di sisi barat dan Puncak Sumbing di sisi selatan.

Aktivitas Kelud
Sejak era ke-15, Gunung Kelud telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa. Letusan pada tahun 1586 merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa.

Sebuah sistem untuk mengalihkan ajaran lahar telah dibuat secara ekstensif pada tahun 1926 dan masih berfungsi hingga kini setelah letusan pada tahun 1919 yang memakan korban hingga ribuan jiwa jawaban banjir lahar hirau taacuh yang menyapu pemukiman penduduk.

Pada era ke-20, Gunung Kelud tercatat meletus pada tahun 1901, 1919 (1 Mei), 1951, 1966, dan 1990. Tahun 2007 gunung ini kembali meningkat aktivitasnya. Pola ini membawa para jago gunung api pada siklus 15 tahunan bagi letusan gunung ini.

Pada 1919, erupsi Gunung Kelud menyebabkan sebanyak 5.160 jiwa meninggal dan merusak hingga 15.000 ha lahan produktif. Aliran lahar hirau taacuh mencapai 38 km dan tak bisa ditampung bendung penahan lahar di Kali Badak.

Karena letusan inilah kemudian dibangun sistem terusan terowongan pembuangan air danau kawah, dan selesai pada tahun 1926. Secara keseluruhan dibangun tujuh terowongan. Pada masa setelah kemerdekaan dibangun terowongan gres setelah letusan tahun 1966, 45 meter di bawah terowongan lama. 

Terowongan yang selesai tahun 1967 itu diberi nama Terowongan Ampera. Saluran ini berfungsi mempertahankan volume danau kawah biar tetap 2,5 juta meter kubik

Gunung Kelud juga pernah meletus hebat pada tahun 1990. Saat itu letusan terjadi hingga 45 hari. Lahar hirau taacuh menjalar hingga 24 kilometer dari danau kawah melalui 11 sungai yang berhulu di gunung itu. 

Terakhir, aktifitas Kelud meningkat pada September 2007 lalu. Terjadi peningkatan suhu air danau kawah, kegempaan tremor, serta perubahan warna danau kawah dari kehijauan menjadi putih keruh. 

Status Awas (tertinggi) dikeluarkan oleh PVMBG semenjak 16 Oktober 2007 yang berimplikasi penduduk dalam radius 10 km dari gunung. Sebanyak 135.000 jiwa mengungsi. Namun letusan tidak terjadi.

Aktivitas Gunung Kelud kembali meningkat semenjak 30 Oktober 2007 dengan peningkatan pesat suhu air danau kawah dan kegempaan vulkanik dangkal. 
Pada tanggal 3 November 2007, suhu air danau melebihi 74 derajat celsius, jauh di atas normal gejala letusan sebesar 40 derajat celsius, sehingga menyebabkan alat pengukur suhu rusak.
Getaran gempa tremor dengan amplitudo besar menyebabkan petugas pengawas harus mengungsi, namun kembali tidak terjadi letusan. Akibat kegiatan tinggi tersebut terjadi gejala unik dalam sejarah Kelud dengan munculnya asap tebal putih dari tengah danau kawah diikuti dengan kubah lava dari tengah-tengah danau kawah pada November 2007 hingga berukuran selebar 100 m. 

Para jago menganggap kubah lava inilah yang menyumbat terusan magma sehingga letusan tidak segera terjadi. Energi untuk letusan dipakai untuk mendorong kubah lava sisa letusan tahun 1990.

Sejak peristiwa tersebut kegiatan pelepasan energi semakin berkurang dan pada tanggal 8 November 2007 status Gunung Kelud diturunkan menjadi Siaga.

Danau kawah Gunung Kelud praktis hilang sebab kemunculan kubah lava yang besar. Saat ini tersisa hanyalah bak kecil berisi air keruh berwarna kecoklatan di sisi selatan kubah lava.

Referensi:
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/481184-gunung-kelud--sejarah--amuk--sang-stratovulkan

Artikel Terkait

Previous
Next Post »