Sejarah Asal Usul, Penemuan dan Perkembanganya Mikroskop

Juni 30, 2017 Add Comment
Sejarah Asal Usul, Penemuan dan Perkembanganya MikroskopMikroskop secara sederhana diartikan sebagai sebuah alat yang memungkinkan insan untuk mengamati suatu benda atau makhluk hidup yang berukuran terlampau kecil sehingga tidak bisa dilihat dan diamati hanya dengan menggunakan mata telanjang. 

Zacharias Janssen
Zacharias Janssen 
Dalam sejarah, yang dikenal sebagai pembuat mikroskop pertama kali yaitu 2 ilmuwan Jerman, yaitu Hans Janssen dan Zacharias Janssen (ayah-anak) pada tahun 1590. Temuan mikroskop ketika itu mendorong ilmuan lain, menyerupai Galileo Galilei (Italia), untuk membuat alat yang sama. Galileo menyelesaikan pembuatan mikroskop pada tahun 1609, dan mikroskop yang dibuatnya dikenal dengan nama mikroskop Galileo. Mikroskop jenis ini menggunakan lensa optik, sehingga disebut mikroskop optik. Mikroskop yang dirakit dari lensa optic memiliki kemampuan terbatas dalam memperbesar ukuran obyek. Hal ini disebabkan oleh limit difraksi cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang cahaya. Secara teoritis, panjang gelombang cahaya ini hanya hingga sekitar 200 nanometer. Untuk itu, mikroskop berbasis lensa optik ini tidak bisa mengamati ukuran di bawah 200 nanometer.

Hans Janssen
Hans Janssen
Untuk melihat benda berukuran di bawah 200 nanometer, diharapkan mikroskop dengan panjang gelombang pendek. Dari wangsit inilah, di tahun 1932 lahir mikroskop elektron. Sebagaimana namanya, mikroskop elektron menggunakan sinar elektron yang panjang gelombangnya lebih pendek dari cahaya. Karena itu, mikroskop elektron mempunyai kemampuan pembesaran obyek (resolusi) yang lebih tinggi dibanding mikroskop optik. Sebenarnya, dalam fungsi pembesaran obyek, mikroskop elektron juga menggunakan lensa, namun bukan berasal dari jenis gelas sebagaimana pada mikroskop optik, tetapi dari jenis magnet. Sifat medan magnet ini bisa mengontrol dan mensugesti elektron yang melaluinya, sehingga bisa berfungsi menggantikan sifat lensa pada mikroskop optik. Kekhususan lain dari mikroskop elektron ini yaitu pengamatan obyek dalam kondisi hampa udara (vacuum). Hal ini dilakukan karena sinar elektron akan terhambat alirannya kalau menumbuk molekul-molekul yang ada di udara normal. Dengan membuat ruang pengamatan obyek berkondisi vacuum, tumbukan elektron-molekul bisa terhindarkan.

Ada 2 jenis mikroskop elektron yang biasa digunakan, yaitu transmission electron microscopy (TEM) dan scanning electron microscopy (SEM). TEM dikembangkan pertama kali oleh Ernst Ruska dan Max Knoll, 2 peneliti dari Jerman pada tahun 1932. Saat itu, Ernst Ruska masih sebagai seorang mahasiswa doktor dan Max Knoll yaitu dosen pembimbingnya. Karena hasil penemuan yang mengejutkan dunia tersebut, Ernst Ruska mendapat penghargaan Nobel Fisika pada tahun 1986. Sebagaimana namanya, TEM bekerja dengan prinsip menembakkan elektron ke lapisan tipis sampel, yang selanjutnya isu wacana komposisi struktur dalam sample tersebut dapat terdeteksi dari analisis sifat tumbukan, pantulan maupun fase sinar elektron yang menembus lapisan tipis tersebut. Dari sifat pantulan sinar elektron tersebut juga bisa diketahui struktur kristal maupun arah dari struktur kristal tersebut. Bahkan dari analisa lebih detail, bisa diketahui deretan struktur atom dan ada tidaknya cacat (defect) pada struktur tersebut. Hanya perlu diketahui, untuk observasi TEM ini, sample perlu ditipiskan hingga ketebalan lebih tipis dari 100 nanometer. Dan ini bukanlah pekerjaan yang mudah, perlu keahlian dan alat secara khusus. Obyek yang tidak bisa ditipiskan hingga order tersebut sulit diproses oleh TEM ini. Dalam pembuatan divais elektronika, TEM sering digunakan untuk mengamati penampang/irisan divais, berikut sifat kristal yang ada pada divais tersebut. Dalam kondisi lain, TEM juga digunakan untuk mengamati irisan permukaan dari sebuah divais.

Tidak jauh dari lahirnya TEM, SEM dikembangkan pertama kali tahun 1938 oleh Manfred von Ardenne (ilmuwan Jerman). Konsep dasar dari SEM ini bahwasanya disampaikan oleh Max Knoll (penemu TEM) pada tahun 1935. SEM bekerja berdasarkan prinsip scan sinar elektron pada permukaan sampel, yang selanjutnya isu yang didapatkan diubah menjadi gambar. Imajinasi mudahnya gambar yang didapat menyerupai sebagaimana gambar pada televisi. 

Cara terbentuknya gambar pada SEM berbeda dengan apa yang terjadi pada mikroskop optic dan TEM. Pada SEM, gambar dibuat berdasarkan deteksi elektron gres (elektron sekunder) atau elektron pantul yang muncul dari permukaan sampel ketika permukaan sampel tersebut discan dengan sinar elektron. Elektron sekunder atau elektron pantul yang terdeteksi selanjutnya diperkuat sinyalnya, kemudian besar amplitudonya ditampilkan dalam gradasi gelap-terang pada layar monitor CRT (cathode ray tube). Di layar CRT inilah gambar struktur obyek yang sudah diperbesar bisa dilihat. Pada proses operasinya, SEM tidak memerlukan sampel yang ditipiskan, sehingga bisa digunakan untuk melihat obyek dari sudut pandang 3 dimensi.

Demikian, SEM mempunyai resolusi tinggi dan familiar untuk mengamati obyek benda berukuran nano meter. Meskipun demikian, resolusi tinggi tersebut didapatkan untuk scan dalam arah horizontal, sedangkan scan secara vertikal (tinggi rendahnya struktur) resolusinya rendah. Ini merupakan kelemahan SEM yang belum diketahui pemecahannya. Namun demikian, semenjak sekitar tahun 1970-an, telah dikembangkan mikroskop gres yang mempunyai resolusi tinggi baik secara horizontal maupun secara vertikal, yang dikenal dengan "scanning probe microscopy (SPM)". SPM mempunyai prinsip kerja yang berbeda dari SEM maupun TEM dan merupakan generasi gres dari tipe mikroskop scan. Mikroskop yang sekarang dikenal mempunyai tipe ini yaitu scanning tunneling microscope (STM), atomic force microscope (AFM) dan scanning near-field optical microscope (SNOM). Mikroskop tipe ini banyak digunakan dalam riset teknologi nano ".

Referensi:

Sejarah Singkat Awal Dibangun Museum Tsunami Aceh

Juni 29, 2017 Add Comment
Sejarah Singkat Awal Dibangun Museum Tsunami Aceh - Museum Tsunami Aceh ialah sebuah Museum untuk mengenang kembali pristiwa tsunami yang maha daysat yang menimpa Nanggroe Aceh Darussalam pada tanggal 26 Desember 2008 yang menelan korban lebih kurang 240,000 0rang.

Gedung Museum Tsunami Aceh dibangun atas prakarsa beberapa lembaga yang sekaligus merangkap panitia. Di antaranya Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-Nias sebagai penyandang anggaran bangunan, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM) sebagai penyandang anggaran perencanaan, studi isi dan penyediaan koleksi museum dan anutan pengelolaan museum), Pemerintah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD)sebagai penyedia lahan dan pengelola museum, Pemerintah Kotamadya Banda Aceh sebagai penyedia sarana dan prasarana lingkungan museum dan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI)cabang NAD yang membantu penyelenggaraan sayembara prarencana museum
Sejarah Singkat Awal Dibangun Museum Tsunami Aceh
Menurut Eddy Purwanto sebagaiPenggagas Museum Tsunami Aceh dari BRR Aceh, Museum ini dibangun dengan 3 alasan:
1. untuk mengenang korban bencana Tsunami
2. Sebagai sentra pendidikan bagi generasi muda wacana keselamatan
3. Sebagai sentra evakuasi kalau bencana tsunami datang lagi.”

Perencanaan detail Museum ,situs dan monumen tsunami akan mulai pada bulan Agustus 2006 dan pembangunan akan dibangun diatas lahan lebih kurang 10,000 persegi yang terletak di Ibukota provinsi Nanggroes Aceh Darussalam yaitu Kotamadaya Banda Aceh dengan anggaran dana sekitar Rp 140 milyar dengan rincian Rp 70 milyar dari Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) untuk bangunan dan setengahnya lagi dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk isinya juga berisi aneka macam benda peninggalan sisa tsunami.

Sebelum pembangunan dimulai panitia menyelenggarakan lomba design museum dengan Thema "Nanggroe Aceh Darussalam Tsunami Museum (NAD-TM)", lomba yang ditutup tanggal 5 Agustus 2007 berhadiah Total Rp 275 juta dengan rincian pemenang I menerima Rp 100 juta,ke II Rp 75 juta,ke III Rp 50 juta dan sisanya Rp 50 juta akan dibagikan sebagai penghargaan partisipasi kepada 5 design inovatif @ Rp 10 juta.

Referensi:

Sejarah Asal Usul Awal Pulau Weh Sabang Aceh

Juni 29, 2017 Add Comment
Indonesia. Pulau seluas 121 km persegi ini menyimpan sejuta pesona keindahan, mulai dari danau air tawar, bukit, pemandangan bawah laut, dan tak lupa pantai-pantainya yang cantik. Banyak pantai di Pulau Weh yang wajib dikunjungi.

Pulau Weh berasal dari kata dalam bahasa aceh, ”weh” yang artinya pindah, menurut sejarah yang beredar Pulau Weh pada mulanya merupakan satu kesatuan dengan Pulau Sumatra, alasannya sesuatu hal jadinya Pulau Weh, me-weh-kan diri ke posisinya yang sekarang. Makanya pulau ini diberi nama Pulau Weh.

Sejarah Asal Usul Awal Pulau Weh Sabang Aceh
Menurut dongeng dari warga di Gampong Pie Ulee Lheueh, Pulau Weh sebelumnya bersambung dengan Ulee Lheue. Ulee Lheue di Banda Aceh sebetulnya yaitu Ulee Lheueh (yang terlepas). Beredar kabar juga Gunung berapi yang meletus dan menjadikan daerah ini terpisah. Seperti halnya Pulau Jawa dan Sumatera dulu, yang terpisah akhir Krakatau meletus.

Menurut orang-orang yang berasal dari luar nanggroe (LN), pulau weh terkenal dengan pulau we tanpa h. ada yang berfikiran jikalau pulau weh diberi nama pulau we alasannya bentuknya menyerupai aksara W. hah?!!kamu juga berpikir menyerupai itu?ngga salah juga sech.

Yang paling penting bagi sejarah Pulau Weh yaitu semenjak adanya pelabuhan di Kota Sabang. Sekitar tahun 1900, Sabang yaitu sebuah desa nelayan dengan pelabuhan dan iklim yang baik. Kemudian belanda membangun depot batubara di sana, pelabuhan diperdalam, mendayagunakan dataran, sehingga tempat yang mampu menampung 25.000 ton batubara telah terbangun. Kapal Uap, kapal laut yang digerakkan oleh batubara, dari banyak negara, singgah untuk mengambil batubara, air segar dan fasilitas-fasilitas yang ada lainnya, hal ini dapat dilihat dengan masih banyaknya bangunan-bangunan peninggalan Belanda. Sebelum Perang Dunia II, pelabuhan Sabang sangat penting dibanding Singapura. Namun, di dikala Kapal laut bertenaga diesel digunakan, maka Singapura menjadi lebih dibutuhkan, dan Sabang pun mulai dilupakan.

Pada tahun 1970, pemerintahan Republik Indonesia merencanakan untuk membuatkan Sabang di aneka macam aspek, termasuk perikanan, industri, perdagangan dan lainnya. Pelabuhan Sabang sendiri jadinya menjadi pelabuhan bebas dan menjadi salah satu pelabuhan terpenting di Indonesia. Tetapi jadinya ditutup pada tahun 1986 dengan alasan menjadi daerah yang rawan untuk penyelundupan barang.

Referensi:
http://www.pergidulu.com/blog/pantai-pulau-weh/
Sejarah Asal Usul Adanya Guguak Sigandang

Sejarah Asal Usul Adanya Guguak Sigandang

Juni 28, 2017 Add Comment
Guguak Sigandang ialah benteng Belanda yang menghubungkan antara Fort de Kock (Bukittinggi) dengan Kota Padang, dimana dahulunya jalan ke Padang melewati Nagari Pandai Sikek-Singgalang-Bukik Tambun Tulang (diatas gerojokan lembah anai) terus ke Kapolo Ilalang - Kandang nan Ampek- Padang.

Jalan ini terus dipatroli Belanda. Salah satu patroli ini sebanyak ± 30 orang dibawah letnan Thomson. Pada tanggal 24 Mei 1833 berhasil dihadang rakyat di Guguak Sigandang. 25 orang  anggota patroli mati terbunuh dan 5 orang berhasil melarikan diri. Benteng ini di serang dan dibakar Rakyat. Dan Pada tanggal 28 Mei Belanda dengan kekuatan 500 orang membalas dengan menyerang Nagari Pandai Sikek, Koto Laweh , Aie Angek dan Koto Baru.

Peritiwa berdarah di Guguak Sigandang pada Tanggal 3 Juni 1833 yang membunuh dan membantai rakyat yang diterjemahkan oleh Rusli Amran bersumber dari majalah Tijdsschrift voor Nederlandsch Indie  (tanpa menyebutkan nama penulisnya). Penulis karangan tersebut ialah salah seorang tentra Belanda yang menyaksikan peristiwa tersebut. Berikut inilah terjemahan karangannya :

Benteng Guguak Sigandang dijaga oleh 7 orang serdadu pribumi dipimpin oleh seorang Kopral Belanda berjulukan Scharff yang tingkah lakunya tidak senonoh, dan selalu menggangu wanita dan memelihara seorang wanita dari Padang Laweh. Tingkah lakunya ini membuat marah rakyat di sekitar benteng Guguak Sigandang.
Pada  suatu pagi di bulan Mei 1833, datanglah seorang Melayu yang berjulukan Bagindo Diacak berkunjung ke Benteng Guguak Sigandang menemui Kopral Scharff. Melayu  tersebut mengajak Kopral Scharff keluar sebentar untuk berunding dengan beberapa penghulu yang telah menunggu.

Kopral Scharff tidak menaruh curiga dan turun bersama anak buahnya menuruni lereng bukit sebelah kiri. Beberapa langkah saja beliau keluar dari bentengnya dan beliau diserang dan dibunuh ditempat itu juga. Orang-orang melayu menyerang dan memperabukan benteng dan membunuh apa saja yang ditemuinya dan beruntung perempuan peliharaan Kopral masih hidup. Itulah yang terjadi di Guguak Sigandang.

Setelah ekspedisi datang untuk merebut kembali benteng Guguak Sigandang. Maka benteng Guguak Sigandang dijaga berpengaruh sekali dibawah seorang perwira yang sekalian mengepalai pemerintahan sipil untuk VI Koto dan IV Koto. Banyak kampung-kampung disekitar benteng diserang, dibakar, dirampok.

Pada tanggal 2 Juni 1833 dikumpulkanlah pemimpin dari kampung di sekitar Benteng Guguak Sigandang, maka diitunjuklah 12 orang pemimpin diantara mereka yang merupakan biang keladi yang menyerang dan membunuh Kopral Scharff. Penunjukan ini dilakukan oleh seorang yang  bernama Datuak Meka. Orang ini dahulunya bekerja sebagai pesuruh di Padang dan ditempat lain, dan selalu mendapat nama jelek sekali dimana mana.
Ke 12 orang ini ditangkap dan dipenjarakan dalam tangsi yang dibuat dari bambu yang dikerjakan oleh tawanan yang paling muda dalam satu hari siap.

“ malam itu, perwira yang berkuasa disana mendapatkan surat perintah dari atasannya. Waktu membaca surat itu, beliau pun menjadi pucat. Tetapi beliau patuh menjalankan perintah. Dengan perasaan sedih, beliau berkemas-kemas menjalankan  tugas kejam luar biasa itu. Ini terjadi pada tanggal 3 Juni 1833, pukul empat pagi. Semua serdadu disana belakang layar disuruh mengisi senapan dan disuruh pergi ketempat-tempat yang telah ditunjuk.

Ke 12 tawanan tersebut dibawah ketempat dimana Kopral Scharff tadi terbunuh. Baru saja hingga ditempat ke 12 tahanan tersebut diikat kaki dan tanggannya dan  dibanting ketanah. Kemudian kepalanya disembelih dengan cara yang tidak sanggup saya tuliskan disini. Semua tawanan dibantai diatas batas prikemanusian. Bayangkan seluruh istri, ibu, anak dan saudara-saudaranya di suruh datang menyemput jenazah yang tidak mempunyai  berbentuk lagi. Untuk ini pena saya tidak sanggup saya pergunakan. Dengan perasaan kesal dan memalukan saya meninggalkan kawasan dimana saya melihat nama Belanda di nodai ,  nama baiknya diinjak-injak. Komandan yang melaksanakan ini semua, merasa betul bahwa apa yang dikerjakan bertentangan dengan hak azazi insan dan prikemanuasian.

Kedua belas Suhada tersebut ialah :
(1).Datuak Bandaro nan Gapuak (Pandai Sikek) kepala Lareh VI Koto,
(2).Datuak Sati (Pandai Sikek)
(3). Datuak Putiah (Pandai Sikek),
(4). Tuanku Damansiangan (Koto Laweh),
(5),Datuak Nan Geleh (Koto Laweh),
(6). Datuak Bandoro Putiah (Koto Laweh),
(7). Datuak Pamuncak (Koto Laweh),
(8).Datuak Bandaro (Koto Baru),
(9). Datuak Sinaro Panjang (Aie Angek),
(10).Datuak Putiah (Singgalang),
(11). Orang Kayo Batuah (Singgalang ),
(12),Hulubalang Bagindo Kaciak.
Sejarah Asal Usul Awal Pantai Carocok Painan

Sejarah Asal Usul Awal Pantai Carocok Painan

Juni 27, 2017 Add Comment
Sejarah Asal Usul Awal Pantai Carocok Painan - Carocok merupakan daerah pemukiman penduduk. Bahkan penduduk setempat tidak jarang menyebut Pantai Carocok dengan sebutan “kandang jawi” atau dalam bahasa Indonesia-nya disebut “Kandang Sapi”. Hal ini disebabkan karena tempat Pantai Carocok dijadikan oleh penduduk sebagai tempat menambatkan sapinya.

Namun semenjak tahun 80-an tempat Pantai Carocok mulai dikunjungi oleh masyarakat, terutama masyarakat Painan dan daerah-daerah di sekitar Painan. Masyarakat merasa tertarik untuk datang ke Pantai Carocok karena pantai ini memiliki pemandangan yang indah, apalagi ketika senja datang, penduduk dapat dengan nyaman dan terang melihat matahari terbenam di ufuk barat.Kawasan dalam Pantai Caroccok Painan merupakan sentra objek wisata. Pantai yang bagus dengan latar Teluk Painan ditemukan di sini. Selain menikmati laut lepas, tempat ini di lengkapi dengan gazebo tempat bersantai, jembatan apung yang dibangun di atas laut, pentas apung yang dimanfaatkan jikalau ada program di sekitar Pantai Carocok.

Pantai Carocok Painan ialah tempat rekreasi pantai yang cukup lengkap. Pantai Carocok sangat cocok untuk kegiatan berenang, tempat bermain anak-anak, bersantai dan rekreasi keluarga.

Pantai Carocok terletak lebih kurang 1 km dari Kota Painan. Berbagai cara dapat ditempuh untuk dapat hingga ke objek wisata ini. Dapat ditempuh dengan kendaraan maupun berjalan kaki menyusuri bibir pantai. Bisa juga melalui kaki bukit yang landai.painan city

Pantai Carocok juga erat dengan dua pulau. Pulau Batu Kareta dan Pulau Cingkuak. Pulau Batu Kareta pribadi dapat ditempuh tanpa menyeberang laut, hanya tinggal meniti jembatan yang melintas laut, kira-kira 100 meter dari bibir pantai. Di Batu Kereta ditawarkan nuansa keindahan batu-batu laut dan karang laut. Selain itu Batu Kareta merupakan tempat yang nyaman untuk bersantai.

Sementara 400 meter dari objek wisata pantai, terdapat Pulau Cingkuak dengan luas 4,5 Ha. Menyimpan banyak sekali bukti peninggalan sejarah kolonial di Pesisir Selatan yang pada zaman itu merupakan sentra perekonomian dan pelabuhan Pantai Barat Sumatra. Di Pulau Cingkuak dapat ditemukan benteng Portugis dan Prasasti Madam Van Kempen. Pulau ini sangat ramai dikunjungi wisatawan terutama cukup umur yang melaksanakan kegiatan alam ibarat hiking dan camping, dan juga merupakan objek kajian Balai Arkeologi setiap tahunnya.

Sarana pariwisata yang ada di Pantai Carocok Nagari Painan, cukup kompleks ibarat hotel, wisma, restoran, kafe, rental perahu, toko cendramata, Masjid, gazebo, kemudahan MCK, serta area kemping, jembatan apung dan pentas apung. Sarana pariwisata itu secara umum disediakan oleh masyarakat Nagari Painan, khususnya masyarakat Kampung Painan Selatan dan Pemkab setempat. Ada juga orang-orang dari rantau yang menginvestasikan modalnya dan dikelola oleh saudara-saudaranya yang ada di kampung.

12Gazebo-gazebo dan jembatan apung merupakan sarana yang juga menambah daya pikat dari Pantai Carocok. Jembatan yang terbuat dari kayu yang pondasinya terbuat dari semen dilapisi dengan aspal beton. Memanjang dari tepi Pantai Carocok menjorok ke laut, ada yang hingga ke Pulau Batu Kereta. Di setiap persimpangan jembatan didirikan gazebo tempat bersantai, menikmati Pantai Carocok.

Begitu juga dengan kemudahan pendukung lain, sarana camping, disalah satu sudut di Pantai Carocok yang menjorok ke dalam atau ingin pribadi ke Pulau Cingkuak. Pentas terapung yang mampu digunakan jikalau ada kegiatan kesenian atau Festival Band. Sewa perahu boat yang mana mampu mengantarkan kita untuk keliling Pulau Batu Kareta atau Pulau Cingkuak.

Bagi anda yang belum pernah berkunjung ke Pantai Carocok Painan. Silahkan Cari waktu yang sempurna untuk sejenak melupakan segala acara yang selama ini mengengkang Anda. dengan pemanjaan Alam Pesisir, Dijamin Anda akan Fresh Kembali. selamat menikmati.

Sejarah Asal Usul Awal Adanya Tusuk Gigi

Juni 26, 2017 Add Comment
Sejarah Asal Usul Awal Adanya Tusuk Gigi - Tusuk gigi yaitu sebatang kayu atau plastik yang digunakan untuk menyingkirkan sisa-sisa makanan dari gigi, biasanya digunakan setelah makan. Tusuk gigi memiliki satu atau dua ujung yang tajam untuk disipkan diantara gigi.

Tusuk gigi juga dikenal di Mesopotamia. Konon sang tiran Agatokles dibunuh pada 289 SM melalui racun yang bekerja lambat, yang ditaruh oleh seorang budaknya pada sebatang tususk gigi. Ada contoh-contoh tusuk gigi yang artistik dan halus dari materi perak di zaman kuno, atau dari kayu mastis di kalangan bangsa Romawi.
Sejarah Asal Usul Awal Adanya Tusuk Gigi

Pada kala ke-17 tusuk gigi dianggap barang mewah yang setara dengan aksesori permata. Mereka dibuat dari logam mulia dan dihiasi dengan batu-batu berharga. Negara adegan Maine di Amerika Serikat yaitu produsen utama tusuk gigi. Kini, dengan kemajuan ilmu kedokteran gigi modern, penggunaan tusuk gigi agak ditolak, dan alat-alat bantu lainnya menyerupai benang gigi dan sikat gigi lebih disukai. tapi tetap saja tusuk gigi selalu disediakan sebab fasilitas memakainya. Sampai sekarang belum ada seorangpun yang mengklaim sebagai penemu tusuk gigi.

Referensi:

Sejarah Asal Usul Awal Adanya Kompor di Dunia

Juni 26, 2017 Add Comment
China, Korea, dan Jepang), sudah lebih dulu mengenal kompor (lebih tepatnya tungku) daripada bangsa barat.

Tungku api sudah ada di China semenjak jaman Dinasti Qin (221-206/207 SM) dan terbuat dari tanah liat. Desainnya seakan-akan dengan kamado di Jepang pada periode Kerajaan Kofun di kala 3 hingga 6. Kamado sendiri mempunyai bentuk kotak persegi yang mengurung api dengan lubang di atasnya untuk menaruh panci, dan mempunyai tinggi sekitar lutut orang dewasa. Bahan bakarnya kayu atau batubara yang dimasukkan dari lubang di bab depan. Kamado berkembang dan terus digunakan hingga periode Kerajaan Edo (1603-1867).
Sejarah Asal Usul Awal Adanya Kompor di Dunia

Penduduk Eropa pada kala pertengahan, masih memasak secara terbuka dengan kayu baker. Berkembang kemudian dengan membuat lantai yang lebih rendah untuk memasak. Selanjutnya dikenal juga memasak menggunakan perapian dari susunan batu. Perapian kemudian dibuat setinggi pinggang dilengkapi cerobong asap. Dengan cara ini memasak mampu dilakuakan sambil berdiri. Panci memasak diletakkan persis di atas api, digantung dengan tiang atau kaki tiga. Untuk mengatur panas tinggal menaikkan atau menurunkan posisi panci.

Kompor minyak tanah portabel pertama kali dikenalkan tahun 1849 oleh Alexis Soyer. Kompor ini bertekanan udara yang dicampur dengan minyak tanah (mirip dengan kompor pedagang kaki lima jaman dulu).Sedangkan kompor yang lainnya yaitu kompor minyak tanah yang tidak bertekanan alasannya yaitu menggunkan sumbu kompor.Namun tidak diketahui secara pasti kapan kompor ini ditemukan.

Kompor gas pertama kali dibuat pada tahun 1820, namun masih dalam bentuk eksperimen dan bersifat rahasia.Baru benar-benar muncul pertama kali pada World Fair di London tahun 1851. Mulai tahun 1880 kompor gas semakin dikenal masyarakat luas dan berkembang secara komersial, walaupun agak terhambat alasannya yaitu pertumbuhan jaringan pipa yang lamban.

Pada 20 September 1859, George B. Simpson di Washington DC, Amerika Serikat mematenkan kompor listrik yang menggunkan pemanas dari kumparan.Prinsipnya, energi listrik diubah menjadi energi panas lewat kumparan.Seiring perkembangan jaman, di tahun 1970 muncul pandangan gres untuk menggantikan kumparan kawat dengan glass-caramic, sehingga kompor termuktahir dikala ini tidak berbau, berasap, dan ringkas.
Sejarah Asal Mula Candi Borobudur

Sejarah Asal Mula Candi Borobudur

Juni 25, 2017 Add Comment
Sejarah Asal Mula Candi Borobudur - Candi borobudur merupakan salah satu obyek wisata yang terkenal di Indonesia yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Nama Borobudur berasal dari gabungan kata Boro dan Budur, Boro berasal dari kata Sangsekerta berarti “ Vihara” yang berarti komplek Candi dan Bihara atau juga asrama ( Menurut Purwacaraka Dan Stuten Herm ) sedangkan Budur dalam bahasa Bali “ Bedudur” yang artinya di Atas. Makara nama Borobudur berarti asrama atau bahasa ( Komplek Candi ) yang terletak di atas bukit.

Untuk lebih lengkapnya mengenai Sejarah Asal Mula Candi Borobudurlangsug saja kesini.

Sejarah Asal Usul Awal Alat Musik Klarinet

Juni 24, 2017 Add Comment
Sejarah Asal Usul Awal Alat Musik Klarinet - Klarinet ialah alat musik tiup buluh tunggal. Klarinet, dalam bentuk yang sekarang, diciptakan oleh Johann Christoph Denner pada tahun 1700. Instrumen itu sering dimainkan bersama orkestra dan musisi jazz semenjak tahun 1920.

Klarinet ialah instrumen musik dari keluarga woodwind yaitu Instrumen musik tiup kayu (Bahasa Inggris: woodwind instrument) merupakan instrumen musik yang menghasilkan bunyi dari getaran pada celah sempit yang terdapat pada tepi instrumen ketika ditiup oleh pemainnya. Kebanyakan instrumen musik ini dulu dibuat dari kayu, namun beberapa di antaranya, mirip saksofon dan hampir semua jenis flute, umumnya terbuat dari materi lain mirip logam atau plastik. Namanya diambil dari penambahan akhiran "-et" yang berarti "kecil" pada kata Itali "clarino" yang berarti "trompet". Sama mirip saksofon, klarinet dimainkan dengan menggunakan satu reed. Klarinet merupakan keluarga instrumen terbesar, dengan ukuran dan pitch yang berbeda-beda. Kata klarinet umumnya merujuk pada soprano klarinet B♭, yang merupakan klarinet terumum. Pemain klarinet disebut klarinetis. 
Sejarah Asal Usul Awal Alat Musik Klarinet

Pada tanggal 14 Januari 1690 Klarinet diciptakan di Nuremberg, Jerman. Johann Christoph Denner (13 Agustus 1655 - April 26, 1707) ialah seorang yang terkenal woodwind instrumen pembuat Baroque era, yang dikaitkan sebagai penemu klarinet. Denner lahir di Leipzig untuk keluarga cerobong-tuner. Ayahnya, Heinrich Denner, pembuat permainan peluit dan tanduk berburu, Dia pindah ke Nuremberg pada tahun 1666. Johann Christoph Denner berbisnis sebagai pembuat instrumen pada 1678. Dua anak laki-lakinya, Yakub dan Johann David, Juga Menjadi pembangun alat. Sedikitnya enam puluh delapan dikaitkan dengan instrumen JC Denner telah bertahan hingga sekarang. Denner Meninggal pada tahun 1707 dan dimakamkan di Nuremberg. 

Pada tahun 1730, Johann Gabriel Doppelmayr menulis perihal Denner: At the beginning of the current century, he invented a new kind of pipe-work, the so-called clarinet... and at length presented an improved chalumeau. 

Atas dasar kalimat ini, Denner telah dikreditkan oleh banyak dengan perbaikan Chalumeau dan penemuan klarinet. Membagi kata-kata "Pada Awal masa ini," ia sering dikatakan telah berbagi klarinet pada tahun 1690, tidak ada bukti untuk hal ini. Pada kenyataannya, JC Denner mungkin tidak memiliki Klarinet sama sekali. Hanya satu yang masih ada klarinet yang dimiliki oleh University of California, Berkeley telah dikaitkan dengannya, dan atribusi ini telah diperdebatkan. Instrumen lain Mungkin dibuat oleh Denner hancur dalam Perang Dunia II. Referensi yang dikenal Terlama ke klarinet tahun faktur dari Jacob Denner tanggal 1710, tiga tahun setelah maut JC Denner itu. 

Di balik bunyi merdu klarinet ternyata tersimpan hampir seabad jeritan pohon grenadilla yang terpanggang di teriknya benua Afrika. Pohon yang dikenal dengan nama kayu hitam afrika itu kini terancam punah. Alat musik itu lurus mirip tongkat komando, warnanya hitam dengan pernak-pernik metal di sana-sini, berkesan eksotis. Suaranya merdu kolam buluh perindu. Cirinya mirip, berwarna gelap, bertekstur halus dan berserat lurus, kayu hitam itu dari Afrika, Dalam industri musik, kayu hitam afrika itu populer dengan sebutan grenadilla. 

Grenadilla memang bukan kayu sembarangan. Tingkat kekerasan, kepadatan, serta kestabilannya sangat tinggi, melebihi kayu hitam lain. Teksturnya halus, seratnya lurus, dan sifat akustiknya bagus. Sudah layak dan sepantasnya bila grenadilla kemudian terpilih sebagai materi utama untuk membuat alat musik yang ekstra sensitif mirip klarinet. Grenadilla sang kayu pilihan itu patut dipilih sebab memiliki huruf yang serba prima. Klarinet kualitas terbaiklah yang kemudian dapat dihasilkan olehnya. 

Pohon grenadilla itu kurus dan kecil. Umur 70 tahun, tingginya cuma 9 meter dengan diameter seukuran pinggang. Hidupnya di padang Afrika, membuatnya tumbuh sangat lambat. Batangnya menggeliat, Daunnya kecil, kadang rontok. Tampilan luarnya sama sekali tidak menarik namun dibalik sosok yang kurang flamboyan itu terdapat kekuatan sekaligus kelembutan yang luar biasa. Pohon kini tersisa hanya cukup untuk dua dasawarsa dan kini terancam punah. 

Kulit pohon grenadilla berwarna coklat susu, sementara kayunya berwarna hitam pekat. Oleh kalangan hebat botani pohon itu diberi nama Dalbergia Melanoxylon. Melanos artinya hitam, sebab adanya unsur hitam yang dikandungnya. Grenadilla tumbuh di benua Afrika, dari Ethiopia hingga Angola, dari Senegal di sebelah barat hingga Tanzania di adegan timur. Paling banyak terdapat di Mozambique dan Tanzania. Grenadilla ialah sebutannya dalam bahasa tempat Mozambique. Daerah lain menamainya Mpingo. 

Dari Afrika, kayu itu diangkut ke Eropa, ke pabrik pembuat alat musik tiup yang banyak terdapat di Perancis dan sekitarnya. Hal ini sudah berlangsung semenjak lama. Hanya kayu yang benar-benar berkualitas yang terpakai. Tak heran bila grenadilla kemudian menjadi salah satu kayu mahal di dunia. Tak heran grenadilla lalu dielu-elukan sebagai Pohon Nasional Tanzania dan ketersediaan pohon yang memiliki nilai strategis ini mulai menipis. 

Klarinet yang terkenal di antaranya bermerek Buffet Crampon, Henri Selmer dan Marigaux. Pabrik-pabrik itu spesial membuat produk berkelas berbahan grenadilla. Produsen lain ada yang selain bikin yang asli juga memproduksi klarinet berbahan imitasi, dari remah-remah grenadilla dicampur resin atau dari materi ebonite (bahan plastik yang dihitamkan sehingga mirip eboni). 

Referensi:

Sejarah Asal Usul Awal Pasta Gigi, Odol Atau Pemutih Gigi

Juni 23, 2017 Add Comment
Sejarah Asal Usul Awal Pasta Gigi Pepsodent - Pasta gigi ialah sejenis pasta yang digunakan untuk membersihkan gigi, biasanya dengan sikat gigi. Di Indonesia, pasta gigi sering juga disebut Odol, yaitu salah satu merek pasta gigi. Walaupun merek ini sudah berpuluh-puluh tahun tidak lagi dijual di Indonesia, nama Odol telah menjadi nama generik.

Odol pertama kali diproduksi di Jerman oleh Dresden Chemical Laboratory Lingner, yang sekarang lebih dikenal sebagai Lingner Werke AG. Inovasi pertama yang mereka ciptakan yaitu cairan pencuci lisan atau yang lazim kita kenal sekarang ini dengan sebutan mouthwash pada 1892. Karl August Lingner ialah sang penemu yang menciptakan Odol mouthwash dan beliau ialah orang yang giat mengampanyekan “hidup higienis”. Dia juga dikenal sebagai orang pertama yang mengadakan International Hygiene Exhibition pada 1911. Berdirinya museum The German Hygyene Museum di Dresden pun atas inisiatif Karl.
Sejarah Asal Usul Awal Pasta Gigi, Odol Atau Pemutih Gigi

Jika kita menilik sejarah, ternyata Odol bukan yang pertama sebagai merek yang memproduksi massal pasta gigi. Di Amerika Serikat, penggunaan pasta gigi krim menyerupai yang sekarang kita gunakan gres ditemukan pada era ke-19. Perusahaan Colgate yang ada di Amerika Serikat ialah perusahaan pertama yang memproduksi pasta gigi bentuk krim, lebih tepatnya oleh seorang William Colgate.

Sejarah pasta gigi dimulai semenjak 5.000 tahun yang lalu lewat peradaban Mesir Kuno. Ketika itu masyarakat Mesir Kuno membuat pasta gigi dengan materi terbuat dari campuran kuku lembu jantan yang dihancurkan, tepung, kerikil apung, dan debu dari cangkang telur yang telah dibakar. Saat itu sikat gigi juga belum ditemukan, jadi membersihkan gigi pun dengan menggunakan jari-jari tangan.

Tidak terbayangkan bagaimana rasanya membersihkan gigi dengan ramuan tersebut di masa sekarang. Pastilah merasa jijik. Selain pada masa peradaban Mesir Kuno, ternyata orang-orang Persia pun menciptakan ramuan sejenis untuk membersihkan gigi. Cuma bedanya, mereka menambahkan bahan-bahan alami yang berasal dari tumbuhan untuk membuat pasta gigi bubuk. Penemuan bangsa Persia ini tercantum dalam naskah kuno, sekitar 1000 tahun lalu.

Sejarah Asal Usul Masuknya Pasta Gigi atau Odol di Indonesia

Juni 23, 2017 Add Comment
Sejarah Asal Usul Masuknya Pasta Gigi atau Odol di Indonesia - Merk pasta gigi berjulukan ’Odol’ yang amat tersohor di zaman dahulu, termasuk di tanah air kita yang kala itu masih di bawah penjajahan Belanda. Pasta gigi dengan wadah berwarna biru muda bisa menggeser pemakaian tumbukan batu-bata dan abu buah pinang (areca nut) yang kala itu masih banyak digunakan penduduk kita untuk menggosok gigi.

Seperti layaknya dengan istilah-istilah bahasa Belanda lainnya, masyarakat kesulitan untuk mengucapkan kata tandpasta (tand = gigi) ini. Alhasil, diambillah jalan termudah dengan menyebut nama merknya, adalah ’odol’.

Sejarah Asal Usul Masuknya Pasta Gigi atau Odol di Indonesia
Pada gambar terlihat dua referensi iklan zaman baheula pasta gigi ’Odol’ ini. Iklan yang di sebelah kiri bertuliskan Mooi Tanden yang bermakna ’gigi geligi yang indah’, sedangkan iklan kuno di sebelah kanan bertuliskan zahnpasta yang merupakan kata bahasa Jerman dengan makna yang sama.

Ya, nampaknya ’Odol’ ini diproduksi di Jerman, tetapi berbeda dengan di Indonesia yang sudah lama tidak beredar lagi, di negara asalnya sampai ketika ini pasta gigi ’Odol’ ini masih tetap eksis. Bahkan pasta gigi ’Odol’ ini juga dipasarkan di daerah negara-negara Eropa menyerupai Ceko, Hungaria, Belanda dan sebagainya.

Sejarah Asal Mula Adanya Pembalut Wanita (Softex) Di Dunia

Sejarah Asal Mula Adanya Pembalut Wanita (Softex) Di Dunia

Juni 22, 2017 Add Comment
Sejarah Asal Mula Adanya Pembalut Wanita (Softex) Di Dunia - Pembalut Wanita (Softex) merupakan sebuah perlengkapan wanita yang digunakan ketika datang bulan tiba. Berikut ini yakni asal seruan pembalut wanita yang sudah banyak dipakai oleh para wanita pujaan pria.

Hingga periode ke - 10 (Mesir Kuno):
Pembalut yang pada ketika itu masih terbuat dari daun papyrus yang dilembutkan dan bentuknya ibarat tampon. Lalu berkembang di Yunani kuno dengan menggunakan materi kapas halus dan dan dibungkus kayu kecil.

Berbagai macam materi yang digunakan untuk pembalut wanita ibarat rumput kering , wol, kapas, kain bekas, maupun serat sayuran. Lalu dimasukan kedalam kantong dan pemakaiannya diselipkan di antara kedua kaki.

Tahun 1867:
Ditemukan menstrual cup (mangkuk menstruasi). Mangkuk ini diletakan kedalam kantong kain yang dihubungkan dengan belt yang diikat di pinggang. Pada ketika itu, wanita tidak menggunakan apa-apa dibalik roknya, sehingga bila sedang menstruasi, mereka memakai pembalut tersebut.

Di tahun ini juga, materi dari mangkuk menstruasi tersebut diganti bahannya menjadi materi karet yang memungkinkan dapat menampung darah haid, lalu terus mengalir melalui selang menuju ke kantong penampungan yang digunakan diluar badan. Namun, yang menggunakan menstrual cup hanya orang-orang tertentu saja. Orang miskin masih menggunkan kain yang mampu dicuci sehingga mampu dipakai berulang kali, sebab mereka tidak sanggup membeli menstrual cup.

Tahun 1914 - 1918:
Saat perang dunia pertama, cikal bakal disposable pads (pembalut sekarang ini) ditemukan. Seorang perawat Perang Dunia pertama, ketika itu mereka menyadari bahwa pembalut yang mereka gunakan untuk membalut luka tentara ternyata mampu mereka gunakan ketika datang bulan; haid atau menstruasi.

Tahun 1920:
Kotex, sebagai brand pertama pembalut wanita mulai dipasarkan di Amerika, sebagai hasil inovasi dari perang dunia pertama.

Tahun 1960-an:
Cikal bakal inovasi pembalut wanita mulai dilakukan. Pembalut wanita yang menggunakan belt mulai digantikan dengan pembalut wanita yang menggunakan lem. Lem tersebut berfungsi untuk menahan pada episode bawah celana dalam. Bahannya pun diganti, yang awalnya memakai materi wood fiber dan cotton fiber, hingga bahan-bahan lainnya ibarat jel.

Tahun 1980-an:
Pembalut wanita yang bersabuk lenyap dari pasaran digantikan pembalut berperekat/lem. Sejalan dengan perkembangan ergonomika, desain pembalut juga ikut berkembang semenjak tahun 1980-an.

Tahun 1990-an:
Semakin berkembangnya kreatifitas rancangan pembalut wanita. Dulu, pembalut tebalnya mampu hingga dua sentimeter dan sebab materi penyerapnya kurang efektif, sering bocor. Untuk mengatasinya, aneka macam variasi diterapkan, misalnya menambahkan sayap, mengurangi ketebalan dengan memakai materi tertentu dan sebagainya. Desain pembalut yang tadinya cuma persegi dibuat menjadi lebih berlekuk-liku, jenis pembalut pun jadi beragam. Meskipun pembalut sekali pakai telah banyak digunakan, pembalut dari kain (tentu saja dengan desain yang lebih baik, bukan sekadar potongan-potongan kain yang disumpalkan). Wanita di zaman ini lebih memilih pembalut yang memakai kain dengan alasan kenyamanan, kesehatan, dampak lingkungan, dan lebih murah sebab memungkinkan untuk dicuci.

Tahun 2000-an:
Variasi dari pembalut wanita semakin berkembang di pasaran. Pembalut wanita dirancang tidak saja berfungsi sebagai penampung darah kotor, tapi dirancang supaya memiliki fungsi kesehatan bagi organ intim wanita itu. Penggunaan materi baku juga semakin selektif dengan memunculkan pembalut wanita yang bertajuk pembalut wanita berbahan herbal, pembalut-pembalut wanita berbahan herbal mulai banyak beredar hingga kini. Salah satu pembalut wanita yang berkomposisi herbal yang diklaim pembalut wanita paling aman yakni Pembalut Wanita Hibis. Pembalut wanita Hibis dinilai sangat lengkap perijinannya hingga standar kualitas produksinya.

Sumber:

Sejarah Asal Usul Adanya Kota Magelang

Juni 21, 2017 Add Comment
Sejarah Asal seruan Adanya Kota Magelang - Kota Magelang telah menjadi sebuah kota yang amat terkenal di dunia dengan candi Borobudurnya sebagai salah satu keajaiban di dunia.

Ada beberapa abreviasi yang mengaitkan nama kota Magelang. Namun yang paling banyak dipercaya yaitu peristiwa semasa perebutan kekuasaan antara Mas Karebet dengan Haryo Penangsang. Kisah ini menjadi semacam legenda atau kisah mistik asal muasal kota Magelang tersebut.

Konon, dikala tragedi peperangan perebutan kekuasaan sebab lengsernya Sultan Demak dari keprabon, timbul banyak intrik yang meminta tumbal nyawa begitu banyak. Gesekan politik dan kekuasaan ini sama kuatnya antara Mas Karebet dan Haryo Penangsang.
Sejarah Asal seruan Adanya Kota Magelang

Dalam puncak peperangan, Mas Karebet mengutus putra angkatnya, Danang Sutowijoyo untuk menghadapi Haryo Penangsang. Kepergian Haryo Penangsang  direstui dalam wujud dibekali  pusaka Tombak Kanjeng Kyai Pleret yang terkenal sangat ampuh, serta didamping oleh Ki Ageng Pemanahan dan Ki Juru Mertani. Dalam pertempuran, Haryo Penangsang dapat dikalahkan.

Sebagai hadiah kemenangannya, pada Danang Sutowijoyo diberi areal hutan yang terkenal gawat, yaitu Alas Mentaok. Setelah menjadi kota setingkat Kadipaten dan diberi nama Mataram, hutan ini pun mengalami perkembangan yang teramat pesat. Hal ini membuat petinggi Pajang iri dan memfitnah Danang Sutowijoyo akan memberontak kepada Keraton Pajang. Hasutan itu berhasil. Sultan Pajang mulai jauh dengan Danang Sutowijoyo yang sudah berganti nama kebesaran menjadi Panembahan Senopati.

Sebagai persiapan, biar bila digempur Pajang tidak kalah, secara belakang layar Panembahan Senopati membentuk pasukan pendem yang dilatih di Hutan Kedu yang sangat angker, dan merupakan kerajaan siluman dibawah pimpinan raja siluman Prabu Sepanjang.

Untuk membuka kewingitan hutan Kedu, titah diberikan kepada Pangeran Purboyo, putra Panembahan Senopati, dan didampingi dua pengawal pribadi yang merupakan saudaranya, yakni : Raden Kuning dan Raden Krincing. Tak lupa turut serta dua abdi pilih tanding, yakni Tumenggung Mertoyudo dan Tumenggung Singoranu.

Di hutan Kedu pasukan Mataram banyak mengalami gangguan dari para silumanyaitu penyakit aneh, sore sakit esoknya mati. Namun beruntung, Raden Kuning yang waskita dapat melihat wujud para siluman. Dengan kesaktiannya, maka para jin pun jadi kalang kabut dan melarikan diri, termasuk Prabu Sepanjang. Mereka diburu oleh pasukan Mataram di bawah pimpinan Raden Kuning, lalu  Saat pengejaran inilah Raden Kuning bertemu dengan Putri Rantam, anak dari Kyai Kramat dan Nyai Bogem. Raden Kuning malah lupa pada tugasnya mengejar Prabu Sepanjang dan anak buahnya. Dia malah memilih menikah dengan wanita jelita itu.

Saat pesta berlangsung,  Prabu Sepanjang merenungi nasibnya di bawah pohon beringin besar di erat rumah Kyai Kramat. Prabu Sepanjang menemukan wangsit untuk merubah wujudnya menjadi insan yang berjulukan Sonta, dan mengabdi diri pada Kyai Kramat.

Singkat  cerita, tanpa curiga sedikitpun Kyai Kramat mendapatkan pengabdian perjaka berjulukan Sonta itu, Mulailah Sonta menebarkan dendamnya dengan teror penyakit aneh yang mematikan.

Peristiwa ini hingga juga ke pendengaran Pangeran Purbaya. Dalam semedinya, sang Pangeran berhasil ditemui Kanjeng Ratu Kidul. Sang Ratu memberi tahu jikalau semua kemalangan itu yaitu jawaban ulah insan jejadian yang berjulukan Sonta. Setelah mendengar gosip itu, Kyai Kramat pun dipanggil oleh Pangeran Purbaya untuk menghadap. Dia diberi penjelasan mengenai persoalan ini.

Mendengar hal itu, Kyai Kramat murka. Akhirnya terjadilah kejar mengejar dan pertempuran. Dalam pertempuran ini Kyai Kramat terbunuh oleh Sonta. 

Melihat suami tercinta mati terbunuh oleh Sonta, Nyai Bogem, yang dikenal sebagai satria wanita sakti ini berniat menuntut balas. Dia pun mengejar Sonta. Namun, nasib naas juga menimpa Nyai Bogem. Dia juga berhasil dibunuh oleh Sonta.

Melihat tragedi tersebut, Pangeran Purbaya memerintahkan Tumenggung Mertoyudo untuk mengejar dan membunuh Sonta. Sayangnya senopati perkasa inipun bukan lawan tanding Sonta. Dia berkalang tanah sebagai Ksatriatama.

Melihat kondisi ibarat ini, daripada korban jatuh lebih banyak, kesudahannya Pangeran Purbaya turun tangan untuk menghadapi Sonta. Ahli seni administrasi perang ini tak gegabah menghadapi Sonta yang digdaya. Tempat bertahan Sonta di sebuah bukit dikepung dengan seni administrasi perang “Tepung Gelang”, atau melingkar. Di puncak bukit itulah perang tanding antara Sonta dan Pangeran Purbaya terjadi. Cerita inipun berakhir dengan ajal Sonta di tangan Pangeran Purbaya.

Setelah terkapar, jasad Sonta yang bersimbah darah di tanah tiba-tiba hilang dan berubah menjadu Prabu Sepanjang. Celakanya beliau mampu hidup lagi. Maka, terjadi lagi perang tanding seri kedua. namun lagi-lagi Pangeran Purbaya yang memenangkan pertempuran. Prabu Sepanjang kembali mati. Anehnya, begitu jatuh ketanah tubuhnya berubah wujud menjadi lebih mengerikan dan menjadikan asap yang tebal.

Hilangnya asap berganti kejadian yang lebih andal lagi. Seluruh wilayah Kedu menjadi gelap gulita. Hal ini berlangsung cukup lama. Saat terang muncul kembali, badan Prabu Sepanjang sudah tak ada. Yang tertinggal hanyalah sebilah tombak dengan tangkai yang cukup panjang.

Rupanya Prabu Sepanjang yaitu jelmaan sebuah pusaka tombak yang super sakti. Oleh Pangeran Purbaya tombak itu dikubur diatas bukit itu juga. Lalu, sebelum pergi Pangeran Purbaya berkata, “Siapa saja yang bertapa disini dan dapat merentangkan tangannya pada kubur ini, maka, segala keinginannya akan terkabul.”

Sejak itulah daerah ini dijadikan ajang ziarah oleh para penganut anutan kebatinan. Mereka benar-benar percaya dengan peristiwa itu. Makam inipun dikenal dengan sebutan makam panjang. Sedangkan mereka yag gugur dikala melawan Prabu Sepanjang nama-namanya diabadikan di kota Magelang ini. Tempat Kyai Kramat dibunuh dan dikubur dinamakan Desa Kramat. Sedang daerah Nyai Bogem dibunuh dinamakan Desa Bogem.

Dimana Tumenggung Mertoyudo wafat terbunuh, dinamakan Desa Mertoyudan. Raden Krincing tewas dinamakan Desa Krincing. Sedang nama Magelang sendiri diambil dari kata Tepung Gelang yang artinya mengepung rapat ibarat gelang. Seiring perjalanan sang waktu, kesudahannya oleh masyarakat lafal nama Tepung Gelang bermetamorfosis Magelang. Hingga sekarang, daerah ini bermetamorfosis sebuah kota yang amat terkenal di dunia dengan candi Borobudurnya. Wallau A’lam Bis-Shawab (SB)

Referensi:
http://infomistik.com/cerita-mistik-asal-muasal-kota-magelang-268.html
http://thejackpiano.wordpress.com/2009/01/01/sejarah-magelang/

Sejarah Asal Usul Awal Adanya Radio di Dunia

Juni 20, 2017 Add Comment
Sejarah Asal Usul Awal Adanya Radio di Dunia - Radio yaitu teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan mampu juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, alasannya yaitu gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).

Sejarah dan asal permintaan diciptakannya radio terjadi semenjak penemuan gelombang elektromagnetik tahun 1873 oleh James Clerk Maxwell.
Sejarah Asal Usul Awal Adanya Radio di Dunia

Gelombang radio yaitu satu bentuk dari radiasi elektromagnetik, dan terbentuk dikala objek bermuatan listrik dimodulasi (dinaikkan frekuensinya) pada frekuensi yang terdapat dalam frekuensi gelombang radio (RF) dalam suatu spektrum elektromagnetik, dan radiasi elektromagnetiknya bergerak dengan cara osilasi elektrik maupun magnetik.

Gelombang elektromagnetik lainnya, yang memiliki frekuensi di atas gelombang radio meliputi sinar gamma, sinar-X, inframerah, ultraviolet, dan cahaya terlihat.

Ketika gelombang radio dipancarkan melalui kabel, osilasi dari medan listrik dan magnetik tersebut dinyatakan dalam bentuk arus bolak-balik dan voltase di dalam kabel. Hal ini kemudian dapat diubah menjadi signal audio atau lainnya yang membawa informasi.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran menyebutkan bahwa frekuensi radio merupakan gelombang elektromagnetik yang dipergunakan untuk penyiaran dan merambat di udara serta ruang angkasa tanpa sarana penghantar buatan, merupakan ranah publik dan sumber daya alam terbatas. Seperti spektrum elektromagnetik yang lain, gelombang radio merambat dengan kecepatan 300.000 kilometer per detik. Perlu diperhatikan bahwa gelombang radio berbeda dengan gelombang audio.

Gelombang radio merambat pada frekuensi 100,000 Hz hingga 100,000,000,000 Hz, sementara gelombang audio merambat pada frekuensi 20 Hz hingga 20,000 Hz. Pada siaran radio, gelombang audio tidak ditransmisikan pribadi melainkan ditumpangkan pada gelombang radio yang akan merambat melalui ruang angkasa. Ada dua metode transmisi gelombang audio, yaitu melalui modulasi amplitudo (AM) dan modulasi frekuensi (FM).

Meskipun kata ‘radio’ digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan alat peserta gelombang suara, namun transmisi gelombangnya dipakai sebagai dasar gelombang pada televisi, radio, radar, dan telepon genggam pada umumnya.

Sejarah Asal Usul Awal Alat Musik Gitar di Dunia

Juni 20, 2017 Add Comment
Sejarah Asal Usul Awal Alat Musik Gitar di Dunia - Gitar yakni salah satu jenis alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik dan juga mampu dibilang alat musik yang paling populer dan paling umum didunia. Hal ini sebab mampu dibilang sebagain besar orang didunia paling banyak mampu memainkan alat musik gitar jikalau dibandingkan dengan alat musik lainnya.

Sejarah gitar dipercaya dimulai di wilayah Timur Tengah. Di temukan di Babilonia, yang paling relevan  adalah gitar yang dibuat pada 1900-1800 SM. Dari masa itu, hingga tahun 1650, gitar mengalami evolusi yang begitu rumit dan beraneka ragam. Begitu banyak jenis dan masingmasing memiliki nama yang berbeda. 
Sejarah Asal Usul Awal Alat Musik Gitar di Dunia

Gitar yang diperkenalkan di Spanyol pada masa 12 oleh bangsa "MOOR" berasal dari Arab. Menurut sejarah bahwa pada tahun 711 bangsa Arab datang ke Spanyol untuk penyebaran agama Islam. Pengaruh bangsa Arab pada budaya spanyol umumnya, musik khususnya tidak dapat dikatakan kecil. Sekarangpun pengaruh Arab masih sangat terasa pada musik flamenco. Bangsa Arab membawa alat musik yang mereka namakan al’ud. Disanalah alat musik ini berkembang dengan 12 fret ke tubuh gitar jenis kayu tertentu untuk membuatnya, kayu pohon cemara di adegan muka, kayu rosewood atau mahogani dibagian belakang dan samping, sehingga menghasilkan bunyi yang tebal untuk nada rendah (bass) dan bunyi tinggi (treble) lebih lembut dengan senar gitar baja. 

Kakek Antonio De Torres Horado, nama baik untuk seorang pembuat gitar terhebat di Spanyol. Kakek itu merancang prinsip dasar alat musik ini yang masih digunakan hingga hari ini termasuk Pak HADI ZIANTURI JOGJAKARTA. Teman sebangsanya kakek tadi berjulukan Tarrega telah membuatkan cara bermainnya : posisi tangan, cara memainkan tali gitar. 

Tapi menurut andal musik spanyol berpendapat lain, mereka menganggap "Gitar" justru berasal dari negara Spanyol sebab alat musik gitar mirip sama alat musik Spanyol yang berjulukan "Vihuela" yang beredar pada awal masa ke-16. Alat gres ini (gitar) mempunyai cara pembuatan yang sama dengan alat musik ukulele. Gitar pertama kali yang dibuat sesungguhnya berukuran sangat kecil dan juga hanya memiliki empat dawai, mirip ukulele. 

Pada masa klasik banyak terdapat publikasi yang dilakukan oleh para pembuat lagu dan juga para pemusik. Seperti Fernando Sor, Mauro Guiliani, Matteo Carcassi, Fernando Caulli, dan masih banyak para pencipta yang mengembangakan metode bermain gitar yang hasilnya menjadi permainan yang umum dan dapat diterima. 

Instrumen yang penting kontribusinya dalam perkembangan gitar yakni instrumen Cittern. Instrumen ini juga berbentuk mirip buah pir dengan adegan belakang yang rata, dengan empat atau lima pasang senar dari kawat dan dengan fretting yang permanen apakah itu diatonik mirip Appalachian Dulcimer ataupun chromatic mirip gitar modern. Tuning head sudah dipasang mirip mirip pada gitar atau mandolin. Stemannya sama dengan mandolin (in fifths) dengan fingering dan chord yang sama dan dimainkan dengan plectrum atau pick. 

Four Course Guitar memiliki 4 pasang senar, body berbentuk gitar dan soundboard yang rata, bridge dari lute dan adegan belakang dibuat setengah melengkung tetapi tidak terlalu membentuk bulatan. Instrumen ini berukuran mirip gitar anak-anak. 

Five Course Guitar muncul sekitar tahun 1490 dan mirip dengan four course guitar dengan suplemen satu pasang senar bass. Instrumen ini dinamakan juga English Guitar. 

Ada pula Vihuela De Mano berasal dari Spanyol dan merupakan instrumen dengan enam pasang senar. Bodynya cukup besar mirip gitar klasik jaman sekarang dan mempunyai beberapa lubang bunyi di atasnya. Instrumen ini menggunakan fixed bridge dan kemungkinan merupakan nenek moyang eksklusif dari gitar 12 senar USA yang masuk ke Amerika Utara melalui Mexico, Texas dan Louisiana.

Masih banyak jenis gitar lainnya yang terus berkembang. Gitar mirip yang kita kenal sekarang, yaitu bersenam enam, gres muncul sekitar tahun 1750. Dan selama sekitar 90 tahun berikutnya (hingga tahun 1840), gitar senar enam ini cukup pesat berkembang di Spanyol. 

Masuknya Gitar di Indonesia
Penjajahan, selain menyisakan catatan kepedihan, juga seni. Salah satunya yakni dibawanya gitar oleh orang-orang Purtugis di sekitar masa ke-17. 

Pada waktu itu sejumlah tawanan asal Portugis di Malaka dimukimkan oleh Belanda di daerah berawa-rawa di Jakarta Utara, di sebuah kampung Tugu. Agar mereka tidak bosan, mereka menghibur diri dengan bermain musik. Nah, musik yang mereka gunakan ketika itu yakni gitar. Konon, dari hasil pengenalan rakyat terhadap alat musik itu, lahirlah beberapa alat musik petik yang dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu keroncong. 

Ada 3 jenis gitar yang dimainkan para tawanan ketika itu, yaitu :

1.Gitar Monica, yang terdiri dari 3 dawai
2.Gitar Rorenga, yang terdiri dari 4 dawai
3.Gitar Jitera, yang terdiri dari 5 dawai.

Dua masa kemudian gitar dan keroncong menjadi populer di kalangan darah biru dan kemudian menyebar ke pelosok tanah air tercinta yang pejabatnya tukang korupsi.

Referensi:

Sejarah Asal Usul Adanya Baturraden

Juni 18, 2017 Add Comment
Sejarah Asal Usul Adanya Baturraden - Baturaden merupakan daerah wisata alam yang terletak di kabupaten Banyumas, propinsi Jawa Tengah. Secara geografis, Baturaden berada di sebelah utara kota Purwokerto, propinsi Jawa Tengah dan di sebelah selatan lereng Gunung Slamet. Gunung Slamet merupakan gunung tertinggi kedua di pulau Jawa dengan ketingian mencapai lebih kurang 3.482 meter di atas permukaan laut.

Sejarah atau kisah yang berafiliasi dengan nama Baturraden itu ada dua versi, yaitu versi Kadipaten Kutaliman dan versi Syekh Maulana Maghribi.
Sejarah Asal Usul Adanya Baturraden

Baturraden berasal dari dua kata yaitu ‘Batur’ yang dalam bahasa Jawa berarti Pembantu, Teman, atau Bukit dan ‘Raden’ yang dalam bahasa juga berarti Bangsawan. Dilihat dari susunan kata-katanya, maka nama Baturraden terdiri dari kata :
a. Batur – Radin, yang artinya tanah datar
b. Batur – Adi, yang artinya tanah yang indah

Dua macam nama tersebut bukan sesuatu nama yang bangun sendiri tanpa ada kaitannya dengan wilayah lain sepanjang lereng Gunung Slamet dari arah barat ke timur hingga Dieng plateau (dataran tinggi Dieng). Disekitar Baturraden juga terdapat beberapa nama diawali dengan kata ‘Batur’, seperti; Batur Agung, Batur Golek, Batur Semende, Batur Sengkala, Batur Macan, Batur Duwur, Batur Wadas Galengan dan Batur Begalan.

Versi Kadipaten Kutaliman
Pada Ratusan tahun silam konon terdapat sebuah Kadipaten ‘KUTALIMAN’ yang terletak 10 km disebelah Barat Baturraden. Adipatinya mempunyai beberapa anak perempuan dan seorang ‘gamel’ (pembantu yang menjaga kuda). Salah satu anak perempuannya jatuh cinta dengan gamel. Cinta mereka dilakukan secara sembunyi-sembuyi. Sesudah mendengar berita, bahwa anak perempuannya jatuh cinta dengan pembantunya, sang Adipati marah dan mengusir gamel dan anak perempuannya dari rumah. Diperjalanan dia melahirkan bayi didekat sungai, kemudian mereka menamakannya sungai ‘Kaliputra’. (Kali berarti Sungai dan Putra berarti anak laki-laki). Letaknya kira-kira tiga kilometer sebelah utara Kutaliman. Akhirnya mereka menemukan tempat yang rupawan dan memutuskan untuk tinggal di tempat yang sekarang dikenal dengan nama ‘Baturraden’. Berdasarkan versi pertama tersebut nama Baturaden seharusnya ditulis dengan dua ‘R’ karena versi tersebut berasal dari kata ‘Batur’ dan ‘Raden’ menjadi ‘BATURRADEN’.

Versi Syekh Maulana Maghribi
Konon di Negara Rum, bertahta seorang Pangeran berjulukan Syekh Maulana Maghribi berasal dari Turki yang memeluk agama Islam dan dia yakni seorang ulama. Pada waktu fajar menyingsing, setelah ia melaksanakan kewajibannya selaku orang muslim, terlihatlah oleh ia cahaya jelas misterius bersinar disebelah timur menjulang tinggi di angkasa. Terdorong oleh perasaan ingin mengetahui tempat darimana cahaya jelas misterius itu datang dan makna dari cahaya jelas tersebut, maka timbullah niat dan itikad yang berpengaruh di dalam sanubarinya dan mencari tempat yang dimaksud. Seorang sahabatnya berjulukan Haji Datuk dipanggil dan diperintahkan supaya para hulubalang dan balatentaranya menyiapkan armada dengan segala perlengkapannya untuk berlayar menuju kearah datangnya cahaya misterius tersebut. Maka,berangkatlah si Pangeran bantu-membantu dengan sahabatnya itu 298 (dengan dua ratus sembilan puluh delapan) orang pengikutnya mengarungi samudera menuju kearah terlihatnya cahaya itu memancar selama 40 malam.

Kemudian sampailah mereka di ujung timur sebuah pulau yang berjulukan dengan Pulau Jawa. Adapun tempat dimana mereka membuang sauh cukup umur ini terkenal dengan nama Pantai Gresik.

Meskipun mereka telah lama menempuh perjalanan penuh dengan banyak sekali kesulitan dan penderitaan serta menghadapi bermacam-macam marabahaya, mereka belum mencapai apa yang menjadi harapan atau tujuannya karena cahaya jelas misterius tersebut tampak disebelah barat. Pada suatu waktu terlihat kembali cahaya jelas yang sedang dicarinya itu disebelah barat dan mereka mengambil keputusan kembali karah barat dengan menempuh jalan di laut Jawa di pantai Pemalang Jawa Tangah, dimana mereka berlabuh sambil sekedar melepas lelah. Ditempat ini Syekh Maulana Maghribi meminta para armadanya untuk pulang ke negerinya, sedangkan Syekh Maulana Maghribi ditemani oleh Haji Datuk dan untuk sementara bermukim ditempat itu.

Karena mereka mempunyai kepercayan pada Yang Maha Pencipta, mereka dijiwai oleh kekuatan Gaib yang tiada kunjung padam dan berketetapan hati akan melanjutkan perjalanannya dengan jalan kaki menuju kearah Selatan sambil membuatkan agama Islam. Dari Pemalang mereka menuju ke selatan menyusuri hutan belantara tanpa mengenal ancaman yang dihadapinya karena tertarik sinar cahaya misterius yang sekarang terlihat di Timur Laut. Berhubung jalur yang ditempuhnya itu meletihkan, maka mereka berhenti sejenak untuk melepaskan lelahnya sambil bengong mencicipi kisah perjalanannya serta kewajibannya yang dibebankan diatas pundaknya untuk menyebarluaskan agama Islam. Tempat dimana mereka beristirahat dengan diliputi pikiran-pikiran (gagasan-gagasan) dan perasaan-perasaan yang memenuhi hati sanubarinya diberi nama ‘Paduraksa’ yang artinya bertengkar didalam kalbu atau rasa.

Dari tempat itu mereka meneruskan perjalanannya ke selatan lagi dan sampailah mereka di hutan belukar dan untuk melepaskan lelahnya mereka singgah diatas tonggak randu yang tumbang dan tempat tersebut mereka beri nama ‘Randudongkal’. Dari tempat peristirahatannya itu, cahaya jelas masih kelihatan ada di timur laut, dan mereka meneruskan perjalanannya menuju arah cahaya tadi. Dan sebelum mereka hingga ketempat yang menjadi tujuannya mereka berhenti untuk beristirahat di bersahabat Sendang (kolam) untuk melaksanakan ibadah Sholat, dan sesudahnya tempat tersebut diberi nama ‘Belik’. Setelah melaksanakan Sholat, maka perjalanan diteruskan kearah timur dan sampailah disuatu tempat, dimana terdapat banyak batu-batuan dan di tempat tersebut mereka beristirahat lagi sambil memikirkan bagaimana cara mereka dapat menjangkau tempat kedudukan cahaya yang dicarinya, karena cahaya jelas tersebut terlihat ada dipuncak Gunung. Tempat dimana mereka beristirahat dan terdapat banyak batu-batuan itu diberi nama ‘Watu Kumpul’.

Karena tekadnya yang kuat, pendakian itu dilakukan hingga jadinya sampailah mereka di tempat yang dituju. Terlihat oleh mereka seorang pertapa yang menyandarkan dirinya pada sebatang pohon jambu yang mengeluarkan sinar yang bercahaya menjulang tinggi ke angkasa. Perlahan-lahan Syekh Maulana Maghribi dan Haji Datuk menuju mendekati tempat tersebut sambil mengucapkan salam ‘Assalamu’alaikum’, tetapi tidak dijawabnya oleh si petapa meskipun berulangkali diucapkan. Setelah ternyata salamnya tidak mendapat jawaban, maka Haji Datuk berkata pada Syekh Maulana Maghribi : ‘Kiranya pertapa itu yakni seorang Budha’. Mendengar perkataan tersebut, si petapa itu lalu menjawab : ‘Sesungguhnya saya ini yakni orang Budha yang Sakti’. Mendengar kata-kata sakti maka Syekh Maulana Maghribi meminta kepada pemeluk agama Budha tadi, bahwa ia ingin melihat atau menyaksikan kesaktiannya,maka diambillah tutup kepalanya yang berupa kopiah itu dapat terbang di angkasa. Syekh Maulana Maghribi tergolong orang yang mempunyai kesaktian dan didorong oleh rasa ingin mengimbangi kemukjizatan si pertapa itu, lalu melepaskan bajunya dan dilemparkan keatas, ternyata baju tersebut dapat terbang di udara dan selalu menutupi kopiah si pertapa yang menunjukan bahwa kesaktiannya lebih unggul dari kesaktian orang Budha itu,tetapi ia belum mau mengalah dan masih akan mempertontonkan lagi kepandaiannya yang berujud menyusun telur setinggi langit. Melihat keadaan tersebut diatas Syekh Maulana Maghribi merasa heran, namun demikian ia tidak mau dikalahkan begitu saja, maka dengan tenangnya diperintahkan kepada si pertapa biar ia mau mengambil telur itu satu persatu dari bawah tanpa ada yang jatuh. Ternyata pertapa itu tidak sanggup melakukannya. Karena si pertapa sudah benar-benar tidak melakukannya hal tersebut, maka Syekh Maulana Maghribi mengambil tumpukan telur tadi dimulai dari bawah hingga selesai dengan tidak ada satupun yang jatuh.

Syekh Maulana Maghribi masih merasa belum puas dan masih meneruskan perjuangannya sekali lagi dengan memperlihatkan pemupukan periuk-periuk berisi air hingga menjulng tinggi. Lalu, Syekh Maulana Maghribi berkata : ‘Ambillah periuk-periuk itu satu demi satu dari bawah tanpa ada yang berjatuhan’. Setelah ternyata tidak ada kesanggupan daari si pertapa, maka ia sendirilah yang melakukannya dan periuk yang terakhir itu pecah dan airnya memancar kesegala penjuru.

Akhirnya si pertapa yang mengaku berjulukan ‘Jambu Karang’ (nama tersebut berasal dari pohon sandarannya, yaitu sebatang pohon jambu dimana disekelilingnya terdapat batu-batuan) mengalah kalah serta berjanji akan memeluk agama Islam. Janji tersebut diterima oleh Syekh Maulana Maghribi dan Jambu Karang diperintahkan untuk memotong rambut dan kukunya dan selnjutnya dikubur di ‘Penungkulan’ (tempat dimana si pertapa mengalah kalah). Kemudian dilakukan upacara penyucian dengan air zam-zam yng dibawa oleh Haji Datuk dari Tanah Suci atas perintah Syekh Maulana Maghribi dengan mempergunakan tempat dari bambu (bumbung). Setelah upacara penyucian selesai, bumbung berisikan sisa air disandarkan pada pohon waru, tetap karena kurang cermat menyandarkannya maka robohlah bumbung tadi dan pecah sehingga air sisa tersebut berhamburan dan di tempat tersebut konon kabarnya menjadi mata air yng tidak mengenal kering dimusim kemarau.

Setelah pertapa disucikan menjadi pemeluk agama Islam, maka namanya diubah menjadi ‘Syekh Jambu Karang’. KemudianSyekh Jambu Karang akan mendapatkan wejangan (bai’at), ia menunjukkan suatu tempat yang serasi dan cocok untuk upacara bai’at tersebut yaitu diatas bukit ‘Kraton’. Sesaat setelah Syekh Jambu Karang mendapatkan wejangan, turun hujan lebat disertai dengan angin kencang yang menimbulkan pohon-pohon disekeliling tempat itu menundukkan dahan-dahannya menyerupai sedang menghormati Gunung Kraton yaitu tempat dimana Syekh Maulana Maghribi sedang menunjukkan wejangan (membai’at) Syekh Jambu Karang menjadi seorang Muslim. Menurut hikayatnya, Syekh Jambu Karang mempunyai seorang putri berjulukan ‘Rubiah Bhakti’ yang dipersunting oleh Syekh Maulana Maghribi, setelah Syekh Jambu Karang menjadi seorang Muslim dengan mas kawin berupa mas merah setanah Jawa. Setelah memperistrikan putri Syekh Jambu Karang, Syekh Maulana Maghribi berganti nama menjadi ‘Atas Angin’. Dari perkawinannya tersebut menurunkan lima orang putera dan puteri, yaitu :

1. Makdum Kusen (Makam di Rajawana)
2. Makdum Medem (Makam di Cirebon)
3. Makdum Umar (Makam diKarimun Jawa)
4. Makdum (yang menghilang atau murca)
5. Makdum Sekar (Makam di Gunung Jembangan)

Adapun Syekh Jambu Karang tetap bermukim di Gunung Kraton, dan setelah wafat dimakamkan ditempat itu pula dan tempat pemakamannya disebut ‘Gunung Munggul’ (puncak yang tertinggi didaerah itu).
Syekh Maulana Maghribi yang terkenal dengan ‘Mbah Atas Angin’ selama empat puluh lima tahun bermukim disuatu tempat atau pedukuhan yang berjulukan ‘Banjar Cahayana’ (mungkin tempat tersebut didiami setelah menemukan cahayanya). Di tempat tersebut Mbah Atas Angin menderita penyakit gatal-gatal yang susah disembuhkan. Hal ini menimbulkan keprihatinan disertai dengan permohonan kepada Allah Yang Maha Esa supaya diberi rahmat serta berkah terhindar dari penyakitnya itu.

Sesudah sholat Tahajud.dia mendapat Ilham bahwa dia harus pergi ke Gunung ‘Gora’ dimana ia akan mendapatkan obat mujarab untuk menyembuhkan penyakitnya itu. Kemudian pagi-pagi waktu Shubuh Mbah Atas Angin bersama Haji Datuk pergi kearah barat dan pada siang hari sampailah mereka dilereng Gunung Gora. Sesudah hingga di lereng Gunung Gora ia meminta Haji Datuk untuk meninggalkannya dan beristirahat sambil menunggu di tempat yang datar, alasannya Mbah Atas Angin akan meneruskan perjalanannya kearah suatu tempat yang mengepulkan asap. Ternyata disitu ada sumber air panas dan Syekh Maulana Maghribi menyebutnya ‘Pancuran Pitu’ yang artinya sebuah sumber air panas yang mempunyai tujuh mata air. Setiap hari Syekh Maulana Maghribi mandi secara teratur di tempat itu, dengan begitu dia sembuh dari penyakit gatalnya. Sesudahnya ia memanjatkan do’a syukur kehadirat Illahi serta mengucap syukur bekerjsama ia telah dikaruniai sembuh dari sakitnya yang telah sangat lama dideritanya. Setelah ia kembali ketempat dimana Haji Datuk menunggu, ia berkata : Saksikanlah, saya sekarang telah sembuh dari sakitku dan telah terhindar dari penderitaan.

Selanjutnya Dia mengganti nama Gunung Gora itu menjadi ‘Gunung Slamet’. Slamet dalam bahasa Jawa berarti aman. Selama Syekh Maulana Maghribi berobat di Pancuran Pitu, Haji Datuk tetap dan taat menunggu ditempat yang ditunjuk semula dan kepadanya diberi julukan ‘Haji Datuk Rusuladi’. Rusuladi artinya ‘Batur Yang Baik’ (Adi). Dan konon kabarnya tempat tersebut oleh penduduk sekitarnya hingga kini disebut dengan ‘BATURRADEN’.

Referensi:
Sejarah Awal Peristiwa Penandatanganan Perjanjian Renville

Sejarah Awal Peristiwa Penandatanganan Perjanjian Renville

Juni 17, 2017 Add Comment
Sejarah Awal Peristiwa Penandatanganan Perjanjian Renville - Perjanjian Renville ialah perjanjian antara Indonesia dan Belanda yang ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948 di atas geladak kapal perang Amerika Serikat sebagai tempat netral, USS Renville, yang berlabuh di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Perundingan dimulai pada tanggal 8 Desember 1947 dan ditengahi oleh Komisi Tiga Negara (KTN), Committee of Good Offices for Indonesia, yang terdiri dari Amerika Serikat, Australia, dan Belgia. 

USS Renville (APA-227) ialah Haskell-class attack transport yang melayanani Angkatan Laut Amerika Serikat dalam Perang Dunia II, Perang Korea dan Perang Vietnam. Renville dinamai dari wilayah di Minnesota dan North Dakota. Dia ditetapkan 19 Agustus 1944 sebagai MCV hull 673 oleh Kaiser Shipbuilding dari Vancouver, Washington, diluncurkan 25 Oktober 1944 dan ditugaskan 15 November 1944, atas perintah Kapten William W. Ball. 

Delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin Harahap. Delegasi Kerajaan Belanda dipimpin oleh Kolonel KNIL R. Abdul Kadir Wijoyoatmojo. Delegasi Amerika Serikat dipimpin oleh Frank Porter Graham. Pemerintah RI dan Belanda sebelumnya pada 17 Agustus 1947 sepakat untuk melaksanakan gencatan senjata sampai ditandatanganinya Persetujuan Renville, tapi pertempuran terus terjadi antara tentara Belanda dengan banyak sekali laskar-laskar yang tidak termasuk TNI, dan sesekali unit pasukan TNI juga terlibat baku tembak dengan tentara Belanda, menyerupai yang terjadi antara Karawang dan Bekasi. 

Mr. Amir Sjarifoeddin Harahap (ejaan baru: Amir Syarifuddin Harahap) (lahir di Medan, Sumatera Utara, 27 April 1907 – meninggal di Surakarta, Jawa Tengah, 19 Desember 1948 pada umur 41 tahun) ialah seorang tokoh Indonesia, mantan menteri dan perdana menteri pada awal berdirinya negara Indonesia. Ayahnya, Djamin gelar Baginda Soripada (1885-1949), seorang jaksa di Medan. Ibunya, Basunu Siregar (1890-1931), dari keluarga Batak yang telah membaur dengan masyarakat Melayu-Islam di Deli. Ayahnya keturunan keluarga kepala etika dari Pasar Matanggor di Padang Lawas Tapanuli. 

Dalam Persetujuan Renville tanggungjawab yang berat ini terletak dipundak kaum Komunis, khususnya Amir sebagai negosiator utama dari Republik Indonesia. Kabinet Amir Sjarifuddin mengundurkan diri dengan sukarela dan tanpa perlawanan samasekali, ketika disalahkan atas persetujuan Renville oleh golongan Masyumi dan Nasionalis. 

Isi perjanjian 
Belanda hanya mengakui Jawa tengah, Yogyakarta, dan Sumatera sebagai bab wilayah Republik Indonesia Disetujuinya sebuah garis demarkasi yang memisahkan wilayah Indonesia dan kawasan pendudukan Belanda TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah pendudukan di Jawa Barat dan Jawa Timur Indonesia di Yogyakarta. 

Sebagai hasil Persetujuan Renville, pihak Republik harus mengosongkan wilayah-wilayah yang dikuasai TNI, dan pada bulan Februari 1948, Divisi Siliwangi hijrah ke Jawa Tengah. 

Tidak semua pejuang Republik yang tergabung dalam banyak sekali laskar, menyerupai Barisan Bambu Runcing dan Laskar Hizbullah/Sabillilah di bawah pimpinan Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo, mematuhi hasil Persetujuan Renville tersebut. Mereka terus melaksanakan perlawanan bersenjata terhadap tentara Belanda. Setelah Soekarno dan Hatta ditangkap di Yogyakarta, S.M. Kartosuwiryo, yang menolak jabatan Menteri Muda Pertahanan dalam Kabinet Amir Syarifuddin, Menganggap Negara Indonesia telah Kalah dan Bubar, kemudian ia mendirikan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII). Hingga pada 7 Agustus 1949, di wilayah yang masih dikuasai Belanda waktu itu, Kartosuwiryo menyatakan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII). 

Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo (lahir di Cepu, Jawa Tengah, 7 Januari 1905 – meninggal 5 September 1962 pada umur 57 tahun) ialah seorang ulama karismatik yang memproklamirkan Negara Islam Indonesia (NII) di Tasikmalaya pada tahun 1949. Pada masa perang kemerdekaan 1945-1949, Kartosoewirjo terlibat aktif tetapi sikap kerasnya membuatnya sering bertolak belakang dengan pemerintah, termasuk ketika ia menolak pemerintah sentra supaya seluruh Divisi Siliwangi melaksanakan long march ke Jawa Tengah. Perintah long march itu merupakan konsekuensi dari Perjanjian Renville yang sangat mempersempit wilayah kedaulatan Republik Indonesia. Kartosoewirjo juga menolak posisi menteri yang ditawarkan Amir Sjarifuddin yang dikala itu menjabat Perdana Menteri. 

Monumen hasil Perjanjian Renville - Merupakan suatu Monumen Wilayah Batas Pendudukan Belanda dan RI dari Hasil Perjanjian Renville yang berlokasi di Ds. Joho Mantrianom, Kec. Bawang. Monumen ini dibangun untuk memperingati salah satu peristiwa penting yaitu Perjanjian Renville. Perjanjian Renville merupakakan perjuangan Pemerintah Belanda untuk memecah belah bangsa Indonesia. Pada salah satu sisi monumen terdapat lempengan marmer yang bertuliskan "Batas Status Quo RI dan Belanda dalam Perundingan di Kapal Renville Tanggal 17 – 1 – 1948 antara Daerah Belanda dan Daerah RI". 

Sumber:
Sejarah Asal Mula Adanya Pacaran di Dunia

Sejarah Asal Mula Adanya Pacaran di Dunia

Juni 17, 2017 Add Comment
Sejarah Asal Mula Adanya Pacaran di Dunia - Menurutu Om Wikipedia Pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan insan yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan. Pada kenyataannya, penerapan proses tersebut masih sangat jauh dari tujuan yang sebenarnya. Manusia yang belum remaja dan masih jauh dari kesiapan memenuhi persyaratan menuju ijab kabul telah dengan aktual membiasakan tradisi yang semestinya tidak mereka lakukan.

Kalau menurut versinya mimin websejarah, Pacaran yakni kekerabatan antara pemuda dan cewek yang melalui proses yang dikenal dengan pedekate, biasanya pedekate dimulai dengan perkenalan,smsan,telpon,ngajak jalan alias ngedate dan gres proses terakhir "katakan cinta".

Sejarah Asal Mula Adanya Pacaran di Dunia
Dalam salah satu taushiyahnya, Habib Segaf  bin Mahdi bin Syaikh Abubakar bin Salim Allahu yarhamuh, menyinggung wacana tradisi pacaran. Menurut beliau, tradisi pacaran bermula di zamannya Nabi Nuh As. Nabi Nuh As. diperintahkan Yang Mahakuasa Swt. untuk membuat bahtera, karena dikala itu Yang Mahakuasa hendak mengadzab atas kaumnya yang durhaka.

Setelah bahtera itu dibuat, Nabi Nuh mulai menyerukan kepada umatnya untuk turut serta dalam bahteranya. Di dikala itulah terlihat dari umatnya yang membangkang, yaitu mereka yang tidak mengindahkan seruan nabinya sendiri karena Yang Mahakuasa hendak menurunkan banjir bandang. Dari sekian banyak umatnya, yang taat atas undangan nabinya hanyalah beberapa gelintir saja.

Selain dari kalangan insan yang turut serta, Nabi Nuh As. juga mengajak para binatang dari banyak sekali jenisnya dengan pasangannya masing-masing. Hal itu karena mereka akan memulai kehidupan yang gres usai banjir bandang disurutkan Yang Mahakuasa Swt.

Nabi Nuh As. menyerukan: “Wahai umatku dan seluruh hewan yang turut serta bersamaku, tahanlah kau sekalian dari melaksanakan kekerabatan badan. Karena bahtera ini sudah terlalu penuh menampung saya dan kalian. Kita akan memulai kehidupan gres dikala banjir bandang ini berhenti. Wahai Tuhanku damparkanlah kami di daerah yang penuh keberkahan. Karena sesungguhnya Engkaulah Dzat sebaik-baik pemberi tempat.”

Himbauan tersebut disampaikan dan didengarkan oleh seluruh penumpang bahtera Nuh. Namun ada saja yang melanggarnya, sepasang anjing terlihat sedang mesra berpacaran dengan pasangannya. Hal itu alhasil dilaporkan oleh sang kucing kepada Nabiyullah Nuh As. Mendapat laporan itu, Nabi Nuh pun memperingatkan kedua anjing tersebut untuk tidak melakukannya kembali.

Karena ada niat serta kesempatan, kedua anjing tersebut mengulangi perbuatannya hingga menjurus pada saling cumbu-mencumbu. Si kucing, yang memang kerjaannya tukang ngintip, melihat kejadian itu dan melaporkannya kembali kepada Nabi Nuh As.

Referensi:

http://id.wikipedia.org/wiki/Pacaran
Sejarah Awal Peristiwa BLA - Bandung Lautan Api

Sejarah Awal Peristiwa BLA - Bandung Lautan Api

Juni 16, 2017 Add Comment
Bandung. Hal ini dilakukan untuk mencegah tentara Sekutu dan tentara NICA Belanda untuk dapat menggunakan kota Bandung sebagai markas strategis militer dalam Perang Kemerdekaan Indonesia. 

Latar belakang - Pasukan Inggris bab dari Brigade MacDonald tiba di Bandung pada tanggal 12 Oktober 1945. Sejak semula kekerabatan mereka dengan pemerintah RI sudah tegang. Mereka menuntut semoga semua senjata api yang ada di tangan penduduk, kecuali TKR dan polisi, diserahkan kepada mereka. Orang-orang Belanda yang gres dibebaskan dari kamp tawanan mulai melaksanakan tindakan-tindakan yang mulai mengganggu keamanan. 

Akibatnya, bentrokan bersenjata antara Inggris dan TKR tidak dapat dihindari. Malam tanggal 24 November 1945, TKR dan badan-badan usaha melancarkan serangan terhadap kedudukan-kedudukan Inggris di bab utara, termasuk Hotel Homann dan Hotel Preanger yang mereka gunakan sebagai markas. Tiga hari kemudian, MacDonald memberikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat semoga Bandung Utara dikosongkan oleh penduduk Indonesia, termasuk pasukan bersenjata. 

Ultimatum Tentara Sekutu semoga Tentara Republik Indonesia (TRI, sebutan bagi TNI pada ketika itu) meninggalkan kota Bandung mendorong TRI untuk melaksanakan operasi "bumihangus". Para pejuang pihak Republik Indonesia tidak rela bila Kota Bandung dimanfaatkan oleh pihak Sekutu dan NICA. Keputusan untuk membumihanguskan Bandung diambil melalui musyawarah Madjelis Persatoean Perdjoangan Priangan (MP3) di hadapan semua kekuatan usaha pihak Republik Indonesia, pada tanggal 24 Maret 1946. 

Kolonel Abdoel Haris Nasoetion selaku Komandan Divisi III TRI mengumumkan hasil musyawarah tersebut dan memerintahkan evakuasi Kota Bandung. Hari itu juga, rombongan besar penduduk Bandung mengalir panjang meninggalkan kota Bandung dan malam itu pembakaran kota berlangsung. Bandung sengaja dibakar oleh TRI dan rakyat setempat dengan maksud semoga Sekutu tidak dapat menggunakan Bandung sebagai markas strategis militer. Di mana-mana asap hitam mengepul membubung tinggi di udara dan semua listrik mati. 

Tentara Inggris mulai menyerang sehingga pertempuran sengit terjadi. Pertempuran yang paling besar terjadi di Desa Dayeuhkolot, sebelah selatan Bandung, di mana terdapat gudang amunisi besar milik Tentara Sekutu. Dalam pertempuran ini Muhammad Toha dan Ramdan, dua anggota milisi BRI (Barisan Rakjat Indonesia) terjun dalam misi untuk menghancurkan gudang amunisi tersebut. Muhammad Toha berhasil meledakkan gudang tersebut dengan dinamit. Gudang besar itu meledak dan terbakar bersama kedua milisi tersebut di dalamnya. 

Staf pemerintahan kota Bandung pada mulanya akan tetap tinggal di dalam kota, tetapi demi keselamatan mereka, maka pada pukul 21.00 itu juga ikut dalam rombongan yang mengevakuasi dari Bandung. Sejak ketika itu, kurang lebih pukul 24.00 Bandung Selatan telah kosong dari penduduk dan TRI. Tetapi api masih membubung mengkremasi kota, sehingga Bandung pun menjadi lautan api. 

Pembumihangusan Bandung tersebut dianggap merupakan seni administrasi yang sempurna dalam Perang Kemerdekaan Indonesia alasannya yaitu kekuatan TRI dan milisi rakyat tidak sebanding dengan kekuatan pihak Sekutu dan NICA yang berjumlah besar. Setelah peristiwa tersebut, TRI bersama milisi rakyat melaksanakan perlawanan secara gerilya dari luar Bandung. 

Peristiwa ini mengilhami lagu Halo, Halo Bandung yang nama penciptanya masih menjadi materi perdebatan. Beberapa tahun kemudian, lagu "Halo, Halo Bandung" secara resmi ditulis, menjadi kenangan akan emosi yang para pejuang kemerdekaan Republik Indonesia alami ketika itu, menunggu untuk kembali ke kota tercinta mereka yang telah menjadi lautan api. 

Asal istilah - Istilah Bandung Lautan Api menjadi istilah yang terkenal setelah peristiwa pembumihangusan tersebut. Jenderal A.H Nasution yaitu Jenderal TRI yang dalam pertemuan di Regentsweg (sekarang Jalan Dewi Sartika), setelah kembali dari pertemuannya dengan Sutan Sjahrir di Jakarta, memutuskan seni administrasi yang akan dilakukan terhadap Kota Bandung setelah mendapatkan ultimatum Inggris tersebut. 

"Jadi saya kembali dari Jakarta, setelah bicara dengan Sjahrir itu. Memang dalam pembicaraan itu di Regentsweg, di pertemuan itu, berbicaralah semua orang. Nah, disitu timbul pendapat dari Rukana, Komandan Polisi Militer di Bandung. Dia berpendapat, “Mari kita bikin Bandung Selatan menjadi lautan api.” Yang beliau sebut lautan api, tetapi bekerjsama lautan air." - A.H Nasution, 1 Mei 1997. 

Istilah Bandung Lautan Api muncul pula di harian Suara Merdeka tanggal 26 Maret 1946. Seorang wartawan muda ketika itu, yaitu Atje Bastaman, menyaksikan pemandangan pembakaran Bandung dari bukit Gunung Leutik di sekitar Pameungpeuk, Garut. Dari puncak itu Atje Bastaman melihat Bandung yang memerah dari Cicadas hingga dengan Cimindi. Setelah tiba di Tasikmalaya, Atje Bastaman dengan bersemangat segera menulis informasi dan memberi judul "Bandoeng Djadi Laoetan Api". Namun alasannya yaitu kurangnya ruang untuk goresan pena judulnya, maka judul informasi diperpendek menjadi "Bandoeng Laoetan Api". 

Lagu Halo, Halo Bandung menjadi sangat terkenal dan menjadi simbol usaha bangsa Indonesia. Sampai hari ini sebagian masyarakat Indonesia meyakini bahwa lagu tersebut diciptakan oleh salah satu maestro musik Indonesia, Ismail Marzuki, namun sebagian kalangan juga masih meragukan hal tersebut, alasannya yaitu sumber informasi yang tak terang mengenai lagu tersebut, ditambah dengan kondisi industri musik Indonesia yang kurang memprioritaskan sumbangan hak cipta. 

Nama pencipta resmi dari lagu Halo, Halo Bandung masih diragukan sebagian masyarakat Indonesia. Perdebatan perihal siapa pencipta lagu Halo-Halo Bandung bekerjsama sudah lama terjadi. Di dalam buku Saya Pilih Mengungsi: Pengorbanan Rakyat Bandung untuk Kedaulatan yang ditulis Ratnayu Sitaresmi, Pestaraja HS Marpaung menyebutkan bahwa polemik itu mulai terjadi pada 1995. Pestaraja Marpaung yaitu salah seorang pejuang yang sempat bergabung ke dalam Pasukan Istimewa (PI) Indonesia dan turut terlibat pribadi dalam peristiwa Bandung Lautan Api. 

Komponis senior Indonesia, AT Mahmud, membenarkan adanya polemik tersebut, dengan menyebutkan bahwa lagu tersebut tidak diketahui siapa penciptanya, menurut kutipan dari surat kabar Pikiran Rakyat edisi 23 Maret 2007. "Informasi yang saya dengar, lagu tersebut, seharusnya, NN (No Name; Pencipta tak diketahui-red.)". Saya sendiri tak tahu bagaimana kemudian lagu itu jadi ciptaan Ismail Marzuki,” ungkapnya, ketika dihubungi, Kamis (22/3) petang." 

Sejauh ini, masyarakat Indonesia menganggap bahwa lagu usaha tersebut merupakan ciptaan Ismail Marzuki. Akan tetapi, banyak orang yang meragukannya. Hal ini alasannya yaitu berkecenderungan Ismail untuk mencipta lagu-lagu berirama lambat dan romantis. Sementara Halo-Halo Bandung dimasukkan dalam kategori lagu mars yang berirama cepat dan heroik. Keraguan ini ditentang oleh pengamat musik Indonesia yang mengatakan bahwa Ismail Marzuki yaitu pencipta lagu yang dinamis, alasannya yaitu terdapat sisi romantisme yang yaitu ciri khas Ismail Marzuki dalam lagu tersebut. 

Anggapan lain muncul bahwa Cornel Simanjuntak, salah seorang pencipta lagu dan pahlawan nasional Indonesia kelahiran Sumatera Utara, yaitu pencipta lagu Halo-Halo Bandung. Sementara Ibu Kasur, salah seorang tokoh komponis senior Indonesia, mengatakan bahwa mendiang suaminya, Pak Kasur yang juga tokoh komponis Indonesia, mengatakan bahwa lagu tersebut diciptakan oleh seseorang berjulukan Tobing. Dalam buku Saya Pilih Mengungsi, Pestaraja Marpaung menyatakan bahwa Bona L Tobing yaitu orang yang pertama kali mengucapkan "Halo! Halo Bandung!" yang menjadi sumber inspirasi lagu tersebut. 

"Ceritanya, pada suatu malam, di Ciparay, diselenggarakan perayaan Batak. Di sana, disediakan pula sebuah panggung dan menunjukkan kesempatan kepada pengunjung yang ingin menyumbangkan lagu. Seorang cowok Batak berjulukan Bona L. Tobing, tiba-tiba menyapa, "Halo!" kepada Kota Bandung di kejauhan, “Halo Bandung!". Kemudian sapaan itu memiliki irama, “Halo-Halo Bandung” menyerupai irama yang dikenal ketika ini. "Akan tetapi, irama itu tidak simpulan alasannya yaitu malam sudah larut,". 

Di dalam buku Saya Pilih Mengungsi, Pestaraja Marpaung, yang erat dipanggil Bang Maung, menyebutkan bahwa lagu tersebut bukan ciptaan perseorangan melainkan merupakan ciptaan bersama para pejuang di Ciparay, Bandung Selatan, tanpa melihat asal-usul suku bangsa. Hal tersebut dicerminkan dengan penggunaan kata "Halo!" yang yaitu sapaan khas cowok dari Medan, Sumatera Utara, yang ditimbulkan dari pengaruh film-film koboi dari Amerika yang sering diputar pada waktu itu. Ditambah dengan penggunaan kata "beta", bahasa tempat Ambon, Maluku, yang berarti "saya". 

Berikut kutipan dari buku Saya Pilih Mengungsi perihal kisah Pestaraja Marpaung mengenai penciptaan lagu Halo-Halo Bandung. "Sebagai pejuang, Bang Maung pun turut menyusup ke Kota Bandung, setiap malam, setelah peristiwa Bandung Lautan Api. "Siang hari tidak ada kerja. Kaprikornus di Ciparay ini, bawah umur Bandung dari Pasukan Istimewa tiduran. ‘Eh, lagu yang kemarin itu mana? Halo! Halo Bandung! de-de-de— (berirama menurun).’ Setelah lama, orang Ambon juga ikut. Pemuda Indonesia Maluku itu, di antaranya Leo Lopulisa, Oom Teno, Pelupessy. 

Sesudah Halo-Halo Bandung, datang orang Ambonnya. Sudah lama beta! tidak bertemu dengan kau!’ Karena itu, ada ‘beta’ di situ. Bagaimana kata itu mampu masuk jika tidak ada beliau di situ. Si Pelupessy-lah itu, si Oom Tenolah itu, saya enggak tahu. Tapi, sambil nyanyi bikin syair. Itulah para pejuang yang menciptakannya. Tidak ada itu yang menciptakan. Kita sama-sama saja main-main begini. Jadi, jika dikatakan siapa pencipta (Halo-Halo) Bandung? Para pejuang Bandung Selatan,” ucapnya." 

Sumber: