Loading...
Tampilkan postingan dengan label Sejarah Universitas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah Universitas. Tampilkan semua postingan

Sejarah Awal Dibangun Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung

Mei 20, 2017 Add Comment
Sejarah Awal Dibangun Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung - Universitas Padjadjaran atau biasa kita kenal dengan Unpad, yaitu sekolah tinggi tinggi negeri di Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Universitas Padjadjaran memiliki dua kampus utama, yaitu Kampus Iwa Koesoemasoemantri di Dipati Ukur, Bandung dan Kampus Jatinangor, Kabupaten Sumedang.

Universitas Padjadjaran didirikan atas prakarsa para pemuka masyarakat Jawa Barat yang menginginkan adanya sekolah tinggi tinggi tempat pemuda-pemudi Jawa Barat memperoleh pendidikan tinggi untuk mempersiapkan pemimpin di masa depan.

Pada tahun 1950-an, di Bandung sebetulnya telah ada sekolah tinggi tinggi menyerupai Fakultas Teknik dan Fakultas MIPA yang merupakan episode dari Universitas Indonesia (UI) dan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG). Namun, masyarakat menghendaki sebuah universitas negeri yang menyelenggarakan pendidikan dari banyak sekali disiplin ilmu. Perhatian pemerintah daerah dan pemerintah sentra sangat besar terhadap perlu adanya universitas negeri di Bandung, terutama setelah Bandung dipilih sebagai kota penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika pada tahun 1955.
Sejarah Awal Dibangun Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung

Oleh sebab itu, pada tanggal 14 Oktober 1956 terbentuklah Panitia Pembentukan Universitas Negeri (PPUN) di Bandung. Pembentukan PPUN tersebut berlangsung di Balai Kotapraja Bandung. Pada rapat kedua tanggal 3 Desember 1956, panitia membentuk delegasi yang terdiri dari Prof. Muh. Yamin, Mr. Soenardi, Mr. Bushar Muhammad, dan beberapa orang tokoh masyarakat Jawa Barat lainnya. Tugas delegasi yaitu memberikan aspirasi rakyat Jawa Barat perihal pendirian universitas negeri di Bandung kepada Pemerintah, DPR Kabupaten dan Kota Besar Bandung, Gubernur Jawa Barat, Presiden UI, Ketua Parlemen, Menteri PPK, bahkan kepada Presiden Republik Indonesia.

Delegasi berhasil melakukan tugasnya dengan baik, sehingga pemerintah melalui SK Menteri PPK No. 11181/S tertanggal 2 Februari 1957, memutuskan membentuk Panitia Negara Pembentukan Universitas Negeri (PNPUN) di Kota Bandung.

Pada tanggal 25 Agustus 1957 dibentuk Badan Pekerja (BP) dan PNPUN tersebut yang diketuai oleh R. Ipik Gandamana, Gubernur Jawa Barat. BP dibentuk dengan tujuan untuk mempercepat proses kelahiran UN tersebut. Hasil dari BP yaitu lahirnya Universitas Padjadjaran (Unpad) pada hari Rabu 11 September 1957, dikukuhkan berdasarkan PP No. 37 Tahun 1957 tertanggal 18 September 1957 (LN RI No. 91 Tahun 1957).

Kemudian berdasarkan SK Menteri PPK No. 91445/CIII tertanggal 20 September , status dan fungsi BP diubah menjadi Presidium Unpad yang dilantik oleh Presiden RI tanggal 24 September 1957 di kantor Gubernuran Bandung.

Adapun nama “Padjadjaran” diambil dari nama Kerajaan Sunda, yaitu Kerajaan Padjadjaran yang dipimpin oleh Prabu Siliwangi atau Prabu Dewantaprana Sri Baduga Maharaja di Pakuan Padjadjaran (1473-1513 M). Nama ini yaitu nama yang paling terkenal dan dikenang oleh rakyat Jawa Barat, sebab kemashuran sosoknya di antara raja-raja yang ada di tatar Sunda ketika itu.

Pada ketika berdirinya, Unpad terdiri dari 4 fakultas: Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat, Fakultas Ekonomi (keduanya berawal dari Yayasan Universitas Merdeka di Bandung), Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan (FKIP, penjelmaan dari PTPG di Bandung), dan Fakultas Kedokteran.

Pada 18 September 1960, dibuka Fakultas Pendidikan Jasmani (FPJ) sebagai perubahan dari Akademi Pendidikan Jasmani. Pada tahun 1963-1964, FPJ dan FKIP melepaskan diri dari Unpad dan masing-masing menjadi Sekolah Tinggi Olah Raga dan Institut Keguruan & Ilmu Pendidikan (IKIP, sekarang Universitas Pendidikan Indonesia).

Dalam kurun waktu 6 tahun, di lingkungan Unpad bertambah 8 fakultas yakni: Fakultas Sosial Politik (13 Oktober 1958, sekarang FISIP), Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA, 1 November 1958), Fakultas Sastra (1 November 1958, kini menjadi Fakultas Ilmu Budaya), Fakultas Pertanian (Faperta, 1 November 1959), Fakultas Kedokteran Gigi (FKG, 1 November 1959), Fakultas Publisistik (18 September 1960, sekarang menjadi Fikom), Fakultas Psikologi (FPsi, 1 September 1961), dan Fakultas Peternakan (Fapet, 27 Juli 1963).

Tahun 2005, Unpad membuka 3 fakultas gres Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK, 8 Juni 2005), Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan (FPIK, 7 Juli 2005), dan Fakultas Teknik Industri Pertanian (FTIP, 13 September 2005).

Selama 2 tahun kemudian, Unpad meningkatkan status 2 jurusan di FMIPA, yaitu Jurusan Farmasi menjadi Fakultas Farmasi  (17 Oktober 2006), serta Jurusan Geologi menjadi Fakultas Teknik Geologi (FTG, 12 Desember 2007).

Dalam rangka meningkatkan performa universitas, pada 7 September 1982, Unpad membuka Fakultas Pascasarjana. Fakultas ini menyelenggarakan pendidikan jenjang S-2 (Program Magister) dan S-3 (program Doktor). Pada perkembangan selanjutnya, Fakultas Pascasarjana statusnya menjelma Program Pascasarjana. Sebagai upaya memenuhi tenaga-tenaga terampil hebat madya, maka Unpad juga menyelenggarakan pendidikan Program Diploma (S-0) untuk beberapa bidang ilmu.

Kepemimpinan di Unpad pun mengalami perkembangan, baik para pejabat, struktur, maupun bentuk organisasinya. Kepemimpinan yang pertama berbentuk presidium, dengan ketua R. Ipik. Gandamana, Wakil Ketua R. Djusar Subrata, serta Sekretaris Mr. Soeradi Wikantaatmadja dan R Suradiradja.

Selanjutnya pad 6 November 1957 diangkat Presiden Unpad yaitu Mr. Iwa Koesoemasoemantri, berdasarkan SK Presiden RI No. 14/M/1957, tertanggal 1 Oktober 1957. Pengambilan sumpah dilakukan di Istana Negara. Dalam pelaksanaan tugasnya, Presiden Unpad didampingi Senat Universitas dengan Sekretaris Prof. M. Sadarjun Siswomartojo, Kusumahatmadja, dan Mr. Bushar Muhammad.

Sejak 1963, sebutan Presiden Universitas diubah menjadi Rektor dan sebutan Sekretaris Universitas atau Kuasa Presiden diubah menjadi Pembantu Rektor. Adapun susunan pejabat Rektor Unpad semenjak awal berdirinya sampai sekarang sebagai berikut.:
1957-1961                 Prof. Iwa Koesoemasoemantri, S.H.
1961-1964                 Prof. R. G. Soeria Soemantri, drg.
1964-1966                 Moh. Sanusi Hardjadinata
1966-1973                 Prof. R. S. Soeria Atmadja
1973-1974                 Prof. Dr. Muchtar K., S.H., LL.M.
1974-1982                 Prof. Dr. Hindersah Wiraatmadja
1982-1990                 Prof. Dr. Yuyun Wirasasmita, M.Sc.
1990-1998                 Prof. Dr. H. Maman P. Rukmana
1998-2007                 Prof. Dr. H. A. Himendra Wargahadibrata, dr., Sp.An., KIC
2007-sekarang           Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA.

Kampus Jatinangor
Terinspirasi oleh “Kota Akademik Tsukuba”, Rektor keenam Unpad, Prof. Dr. Hindersah Wiraatmadja menggagas “Kota Akademis Manglayang”, yang terletak di daerah kaki Gunung Manglayang.

Konsep tersebut menjawab permasalahan kampus Unpad yang tersebar di 13 lokasi yang berbeda sehingga menyulitkan koordinasi dan pengembangan daya tampung, selain untuk meningkatkan produktivitas, mutu lulusan, dan pengembangan sarana/prasarana fisik.

Sejak tahun 1977, Unpad merintis pengadaan lahan yang memadai dan tahun 1979 gres disepakati dengan adanya penunjukkan lahan bekas perkebunan di Jatinangor.

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 593/3590/1987, daerah itu meliputi luas 3.285,5 Hektar, terbagi dalam 7 wilayah peruntukkan. Khusus untuk Unpad, wilayah pengembangan kampus di Jatinangor mencakup 175 h.

Secara bertahap, Unpad telah mulai memindahkan acara pendidikannya ke Jatinangor semenjak 1983, yang diawali oleh Fakultas Pertanian. Kemudian diikuti oleh fakultas-fakultas lainnya yang ada di lingkungan Unpad. Pada 5 Januari 2012, gedung Rektorat Unpad resmi pindah ke Jatinangor.

Referensi:
http://www.unpad.ac.id/universitas/sejarah/

Sejarah Awal Berdiri Universitas Brawijaya di Indonesia

Mei 12, 2017 Add Comment
Sejarah Awal Berdiri Universitas Brawijaya di Indonesia  - Univesitas Brawijaya mampu jadi merupakan salah satu universitas terbaik yang ada di Indonesia. Universitas Brawijaya terletak di Kota Malang, Indonesia.

Nama Universitas Brawijaya (disingkat Unibraw) diresmikan sebagai Universitas Negeri pada tahun 1963. Saat ini Unibraw merupakan salah satu universitas negeri yang terkemuka di Indonesia yang mempunyai jumlah mahasiswa lebih dari 30 ribu orang dari banyak sekali strata mulai kegiatan Diploma, Program Sarjana, Program Magister dan Program Doktor selain Program Spesialis tersebar dalam 10 Fakultas. 
universitas brawijaya terbaik

Kampus Unibraw berada di kota Malang Jawa Timur, dengan lokasi yang mudah terjangkau oleh kendaraan umum. Kampusnya sangat asri alasannya banyaknya pepohonan dan ditunjang oleh hawa sejuk kota Malang. 
Sejarah menandakan eksistensi Kota Malang sebagai kota pendidikan kawasan Unibraw tumbuh dan berkembang pesat. Ini tidak terjadi dengan sendirinya tapi seakan merupakan proses sejarah yang tidak terpisahkan dari kejayaan Jawa Timur di masa lampau.

Nama Universitas Brawijaya diberikan oleh Presiden Republik Indonesia melalui kawat nomor 258/K/61 tanggal 11 Juli 1961. Nama ini berasal dari gelar Raja-Raja Majapahit yang merupakan kerajaan besar di Indonesia pada kala 12 hingga 15. Universitas Brawijaya dinegerikan berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 196 tahun 1963 dan berlaku semenjak 5 Januari 1963. Tanggal tersebut kemudian ditetapkan sebagai hari lahir (Dies Natalis) Universitas Brawijaya. Perjalanan Universitas Brawijaya sebelum dinegerikan diawali pada tahun 1957 di Malang berdiri cabang Universitas Sawerigading Makassar yang hanya terdiri dari dua fakultas yaitu Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi. Kemudian pada tanggal 1 Juli 1960 diganti namanya menjadi Universitas Kotapraja Malang. D ibawah naungan Universitas tersebut beberapa bulan berikutnya terdapat perhiasan dua fakultas yaitu Fakultas Administrasi Niaga (FAN) dan Fakultas Pertanian (FP). Universitas Kotapraja Malang inilah yang kemudian diganti namanya menjadi Universitas Brawijaya.

Pada dikala dinegerikan, Universitas Brawijaya hanya mempunyai 5 fakultas yaitu Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Ketatanegraan dan Ketataniagaan (FKK merupakan perluasan dari FAN dan dikala ini namanya yakni Fakultas Ilmu Administrasi - FIA), Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (FKHP). FKHP kemudian dipecah menjadi dua fakultas pada tahun 1973, yaitu Fakultas Peternakan (FPt) yang berada di Universitas Brawijaya dan Fakultas Kedokteran Hewan yang berada d ibawah naungan Universitas Airlangga. Fakultas Teknik (FT) berdiri tahun 1963 berdasarkan Surat Keputusan Menteri PTIP nomor 167 tahun 1963 tertanggal 23 Oktober 1963.

Berdasarkan SK Presiden Nomor 59 tahun 1982 tanggal 7 September 1982 perihal struktur organisasi Universitas Brawijaya, Fakultas Perikanan (FPi) menjadi fakultas tersendiri alasannya semenjak tahun 1977 digabung menjadi satu dengan Fakultas Peternakan dengan nama Fakultas Peternakan dan Perikanan. Sebagai catatan bahwa Fakultas Perikanan telah berdiri semenjak tahun 1963 di Probolinggo yang merupakan Jurusan dari FKHP Universitas Brawijaya. Fakultas Kedokteran (FK) secara resmi berada di bawah Universitas Brawijaya semenjak tahun 1974 setelah semenjak berdirinya tahun 1963 dibawah Yayasan Perguruan Tinggi Jawa Timur. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), diresmikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0371/O/1993 tanggal 21 Oktober 1993. Universitas Brawijaya menambah satu lagi fakultas yaitu Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) yang merupakan peningkatan satus dari Jurusan Teknologi Pertanian yang sebelumnya berada di Fakultas Pertanian. 

Lagu Hymne Brawijaya diciptakan oleh seorang mahasiswa FKHP Yanardhana pada tahun 1963, sedangkan Mars Universitas Brawijaya diciptakan oleh Lilik Sugiarto tahun 1996. Kedua lagu ini masih digunakan hingga sekarang.

Beberapa fakultas yang ada di Universitas Brawijaya:

* Fakultas Hukum
o Ilmu Hukum

* Fakultas Ekonomi dan Bisnis
o Ilmu Ekonomi
o Manajemen
o Akuntansi
o Keuangan dan Perbankan
o Ekonomi dan Bisnis Islam
o Pendidikan Profesi Akuntansi

* Fakultas Ilmu Administrasi
o Ilmu Administrasi Bisnis
o Ilmu Administrasi Publik
o Bisnis Internasional
o Administrasi Perpajakan
o Perencanaan Pembangunan
o Ilmu Administrasi Pemerintahan

* Fakultas Pertanian
o Agribisnis
o Agroekoteknologi

* Fakultas Peternakan
o Peternakan

* Fakultas Teknik
o Teknik Elektro
o Teknik Mesin
o Teknik Informatika
o Teknik Pengairan
o Teknik Sipil
o Teknik Industri
o Teknik Arsitektur
o Perencanaan Wilayah dan Kota

* Fakultas Kedokteran
o Pendidikan Dokter
o Ilmu Keperawatan
o Ilmu Gizi
o Pendidikan Dokter Gigi
o Farmasi
o Kebidanan

* Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
o Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
o Teknologi Hasil Perikanan
o Sosial Ekonomi Perikanan
o Budidaya Perairan
o Manajemen Sumberdaya Perairan
o Ilmu Kelautan
o Manajemen Bisnis Kelautan dan Perikanan

* Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
o Kimia
o Fisika
o Biologi
o Matematika
o Statistika
o Ilmu Komputer
o Ilmu Instrumentasi
o Geofisika

* Fakultas Teknologi Pertanian
o Teknologi Hasil Pertanian
o Teknologi Industri Pertanian
o Teknik Pertanian

* Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
o Sosiologi
o Komunikasi
o Hubungan Internasional
o Psikologi
o Ilmu Politik

* Fakultas Ilmu Budaya
o Sastra Inggris
o Sastra Jepang
o Bahasa dan Sastra Perancis

* Program Kedokteran Hewan
o Pendidikan Dokter Hewan

* Program Pendidikan Vokasi

* Program Pascasarjana

Referensi:
http://oldsite.ub.ac.id/id/1_about/sejarah.php

Sejarah Awal Berdiri Universitas Gajah Mada di Indonesia

Mei 12, 2017 Add Comment
Sejarah Awal Berdiri Universitas Gajah Mada di Indonesai - Universitas Gadjah Mada merupakan salah satu Universitas terbaik, terbesar dan tertua di Indonesia.Universitas ini didirikan pada tanggal 19 Desember 1949 dan memiliki 6 fakultas, dan hingga sekarang ini UGM telah memiliki 18 Fakultas. Pada Tahun 2008, UGM berada pada peringkat 316 pada Times Higher Education Supplement World University Rankings 2008, dan merupakan peringkat ketiga universitas di Indonesia. Peringkat pertama ialah Universitas Indonesia disusul oleh Institut Teknologi Bandung diposisi ke 2. Sedangkan Rangking Webometric Universitas Dunia menaruh UGM di Rangking 72 di Asia atau ranking 572 di dunia, dan peraih rangking pertama di Indonesia secara konsisten dalam 3 tahun berturut-turut, 2007-2009.

Untuk mengetahui lebih jauh perihal UGM, maka tidak ada salahnya kita menengok ke belakang sejarah universitas gadjah mada dan perkembangannya, apalagi bagi kakak dan adik serta belum dewasa kita yang ingin melanjutkan studinya di UGM mungkin perlu meninjau lebih jauh latar belakang dan perkembangannya. Seperti biasa awalmula.com mengembangkan informasi sejarah awal mula segalanya berdasarkan dari banyak sekali sumber, dan untuk sejarah universitas gadjah mada, awalmula.com kutip eksklusif dari situs resmi ugm (www.ugm.ac.id) yang dikutip dari “Riwajat Perdjuangan Mendirikan Universitas Gadjah Mada dan Sekedar Tentang Perguruan Tinggi lain di Inonesia ” oleh Prof. Dr. M. Sardjito, “Perdjuangan Universitas Gadjah Mada dan Perguruan Tinggi Lain Dalam Revolusi Fisik”oleh Pro.f Ir. Herman Johannes, “Buku Kenangan Seperempat Abad Univervitas Gadjah Mada 11 vang diredakturi oleh Drs. H. Nangtjik dan Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 1949.
universitas gajah mada

Sejarah Universitas Gadjah Mada
Pada tanggal 24 Januari 1946 orang-orang yang berkomitment tinggi terhadap peningkatan martabat insan memenuhi gedung SMT Kotabaru. Diantaranya Mr. Boediarto, Ir. Marsito, Prof. Dr. Prijono, Mr. Soenarjo, Dr. Soleiman, Dr. Buntaran, Dr. Soeharto. Mereka bermaksud mendirikan Balai Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta.

Dalam pertemuan itu, Mr. Soenarjo, menegaskan bahwa di Jakarta, NICA sudah mendirikan Universitas. Bangsa Indonesia tidak boleh gagal mendirikan universitas. “Lebih- lebih sekarang, pada waktu pembangunan, waktu kita butuhkan bermacam-macam ilmu pengetahuan”, tambah Mr. Soenarjo.

Pertemuan di atas diikuti oleh beberapa pertemuan berikutnya, salah satunya ialah pertemuan di Gedung KNI Malioboro, tanggal 3 Maret 1946. Dalam pertemuan ini, diumumkan berdirinya Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada, yang terdiri atas Fakultas Hukum dan Fakultas Kesusasteraan.

Dengan berdirinya Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada, maka pada tahun 1 946 terdapat dua perguruan tinggi di Yogyakarta. Yang satu lagi ialah Sekolah Tinggi Teknik, yang berdiri tanggal 17 Februari 1946. Sekolah Tinggi Teknik ini merupakan usaha penghidupan kembali Sekolah Tinggi Teknik Bandung, yang terpaksa ditutup karena suasana perang antara Indonesia dan tentara sekutu di antara pemimpinnya, tersebutlah nama Prof. Jr. Rooseno dan Prof. Ir. Wreksodhiningrat.itulah sebabnya mahasiswa Fakultas Teknik Bandung dapat melanjutkan pendidikannya dan menempuh ujian insinyur di Sekolah Tinggi Teknik Yogyakarta.

Setelah penyerbuan Belanda ke Yogyakarta, 19 Desember 1948, kedua perguruan tinggi di atas terpaksa ditutup. Para dosen dan mahasiswanya memilih berjuang menentang Belanda ketimbang melanjutkan proses belajar-mengajar. Tetapi. peralatan kuliah tetap dipelihara dengan baik oleh para mahasiswa.

Klaten sekarang tentu saja berbeda dengan Klaten di tahun 1946. Perbedaan yang menyolok ialah soal pendidikan tinggi. Kini Klaten tidak memiliki perguruan tinggi. Tetapi, Klaten tahun 1946 ialah kota pendidikan. disini berdiri, antara lain Perguruan Tinggi Kedokteran (berdiri 5 Maret 1946), Sekolah Tinggi Kedokteran Hewan (berdiri 20 September 1 946), Sekolah Tinggi Farmasi (berdiri 27 September 1946), dan Pergurutan Tinggi Pertanian (berdiri 27 September 1946).

Mengapa Klaten dipilih sebagai tempat pendirian beberapa perguruan tinggi? Jawabnya. karena Klaten terletak di pedalaman. Kota-kota besar menyerupai Jakarta, Bandung dan Surabaya tidak mungkin lagi menyelenggarakan pendidikan tinggi. Sebab, ketiga kota tersebut sering kali dibom oleh tentara sekutu. Para pejuang Indonesia di ketiga kota tersebut tidak tinggal diam. Mereka juga balas menyerang sekutu. Akibatnya, ketiga kota ini menjadi ajang pertempuran.

Alasan lain adalah, adanya laboratorium pendukung dan lnstitut Pasteur. Laboratorium disediakan oleh Rumah Sakit Tegalyoso. Sedangkan Institut Pasteur di Bandung, setelah diambil alih oleh bangsa Indonesia dari tangan Jepang, 1 September 1945, dipindahkan ke Klaten (Salah seorang yang ikut memindahkan institut ini ialah Prof. Dr. M, Sardjito).

Kehidupan perguruan tinggi di Klaten makin marak dengan berdirinya Fak. Kedokteran Gigi awal tahun 1948. Hal ini berlangsung hingga 19 Desember 1948, dikala Belanda menyerbu ke dalam kawasan Republik Indonesia.

Tujuh bulan sebelum penyerbuan Belanda ke dalam Republik Indonesia, tepatnya awal Mei 1948, Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan bahwasanya sudah mendirikan Akademi Ilmu Politik di Yogyakarta. Akademi ini berdiri atas undangan Kementerian Dalam Negeri, yaitu untuk mendidik calon-calon pegawai Departemen Dalam Negeri, Departemen Luar Negeri dan Dep. Penerangan.

Pada dikala berdiri, Akademi Ilmu Politik ini dipimpin oleh Prof. Djokosoetono, S.H. Beberapa pegawai Dep. Dalam Negeri yang mencar ilmu di sini, antara lain: Djumadi lsworo, Soempono Djojowadono, Irnan Soetikno, Bambang Soegeng Wardi dan Dradjat. Sayang, umur perguruan ini tidak lama. Setelah pemberontakan PKI Madiun meletus, September 1948, perguruan ini ditinggalkan para mahasiswanya. Mereka ikut menumpas pemberontakan dan membangun kembali kerusakan-kerusakan yang terjadi. Maka perguruan ini pun terpaksa ditutup.

Kalau di atas di ceritakan bahwa perguruan-perguruan tinggi yang terpaksa ditutup di Klaten dan Yogyakarta ialah perguruan tinggi yang sudah beroperasi, di Solo ada perguruan tinggi yang sudah dibuka terpaksa batal diresmikan. Yakni: Balai Pendidikan Ahli Hukum. Perguruan tinggi ini berdiri 1 November 1948, sebagai hasil kerja sama Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan dengan Kementerian Kehakiman.

Bersamaan dengan itu, Panitia Pendirian Perguruan Tinggi Swasta di Solo, yang dipimpin oleh Drs. Notonagoro, S.H., Koesoemadi, S.H. dan Hardjono, S.H., juga merencanakan pendirian Sekolah Tinggi Hukum Negeri. Panitia ini menyarankan supaya Balai Pendidikan Ahli Hukum digabungkan saja dengan Sekolah Tinggi Hukum Negeri. Paling tidak untuk melaksanakan efisiensi. Usul ini, rupanya, diterima pemerintah. Buktinva, Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 1948 menyebutkan bahwa Balai Pendidikan Ahli Hukum digabungkan ke dalam Sekolah Tinggi Hukum Negeri.

Menurut Prof. Dr. M. Sardjito, Sekolah Tinggi Hukum Negeri Solo ini akan diresmikan tanggal 28 Desember 1948. Tetapi, sembilan hari sebelum peresmian, Belanda sudah menyerbu ke wilayah Republik Indonesia. Apa boleh buat, usaha menentang Belanda menjadi prioritas. Akibatnya, sekolah tinggi ini layu sebelum menguntum dan terpaksa bubar sebelum diresmikan.

Tidak banyak yang ingat kapan persisnya timbul inspirasi untuk menggabungkan beberapa perguruan tinggi usaha (Sebutan ini, diberikan oleh Prof. Ir. Herman Johannes) tersebut di atas menjadi sebuah perguruan tinggi. Tetapi, menurut Prof. Dr. M. Sardjito, tanggal 20 Mei 1949, ada rapat Panitia Perguruan Tinggi, di Pendopo Kepatihan Yogyakarta. Rapat ini dipimpin oleh Prof. Dr. Soetopo, dengan anggota rapat antara lain, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Dr. M. Sardjito, Prof. Dr. Prijono, Prof. Ir. Wreksodhiningrat, Prof. Ir. Harjono, Prof. Sugardo dan Slamet Soetikno, S.H. Salah satu hasil rapat adalah: beberapa anggota rapat menyanggupi pendirian perguruan kembali di wilayah republik, yaitu Yogyakarta. Mereka yang bersedia ialah Prof. Ir. Wreksodhiningrat, Prof. Dr. Prijono, Prof. Ir. Harjono dan Prof. Dr. M. Sardjito.

Kesulitan utama yang ditemui para Guru Besar tersest di atas dalam mendirikan kembali perguruan tinggi di Yogya ialah tidak adanya ruangan untuk kuliah. Untunglah Sultan Hamengku Buwono IX bersedia meminjamkan kraton dan beberapa gedung di sekitar kraton untuk ruangan kuliah. Masalah utama pun terpecahkan. Setelah itu persiapan lain pun dimatangkan.

Usaha keras para Guru Besar tersebut balasannya membuahkan hasil. Tanggal 1 November 1949, di Kompleks Peguruan Tinggi Kadipaten, Yogyakarta, berdiri kembali Fakultas Kedokteran Gigi dan Farmasi, Fakultas Pertanian., dan Fakultas Kedokteran. Pembukaan ketiga fakultas ini dihadiri oleh Bung Karno. Pada pembukaan ini, menurut Prof. Dr. M. Sardjito, diadakan sebuah renungan bagi para dosen dan mahasiswa yang telah gugur dalam peperangan melawan Belanda, yaitu: Prof. Dr. Abdulrachman Saleh, Ir. Notokoesoemo, Roewito, Asmono, Hardjito dan Wurjanto.

Keesokan harinya, 2 November 1949, giliran FakultasTeknik, Akademi Ilmu Politik dan beberapa fakultas yang berada di bawah naungan Yayasan Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada yang diresmikan. Kota Yogyakarta pun kembali marak dengan mahasiswa.

Sebulan kemudian, tepatnya 3 Desember 1949, dibuka pula Fakultas Hukum di Yogyakarta. Fakultas ini merupakan pindahan Sekolah Tinggi Hukum Negeri Solo. Orang yang berjasa dalam pemindahan ini ialah Prof. Drs. Notonagoro, S.H.

Tidak mudah mencari informasi mengapa pada tanggal 2 November 1949 tidak eksklusif didirikan sebuah universitas yang mampu menaungi 3 fakultas yang berdiri pada dikala itu. Di samping orang-orang yang terlibat dengan pendiriannya sudah meninggal dunia, dokumentasi yang dimiliki Universitas Gadjah Mada (UGM) tidak pernah menyinggung hal tersebut. Adalah wajar jika kemudian perlu disarankan kepada UGM untuk mencari alasan tersebut. Paling tidak untuk menyempurnakan riwayat pendirian Universitas Gadjah Mada.
Tetapi, beroperasinya kembali 8 fakultas tersebut di atas semenjak 1 November 1949, mendorong lahirnya UGM, 19 Desember 1949. Tanggal ini dipilih, menyerupai disebut Bung Karno. ialah untuk memperlihatkan kepada dunia luar bahwa Bangsa Indonesia sanggup bangkit, meskipun sudah diserang habis-habisan oleh Belanda, 19 Desember 1948, dengan kata lain tanggal 19 Desember 1949 dipilih untuk menghilangkan noda 19 Desember 1948.

Pada dikala berdirinya, menurut Peraturan Pcmerintah No. 23 Tahun 1949, UGM memiliki enam fakultas, yaitu: (1) Fakultas Teknik (di dalamnya termasuk Akademi Ilmu Ukur dan Akademi Pendidikan Guru Bagian Ilmu Alam dan Ilmu Pasti) ; (2) Fakultas Kedokteran di dalamnya termasuk episode Farmasi, episode Kedokteran Gigi dan Akademi Pendidikan Guru episode Kimia dan limu Hayat; (3) Fakultas Pertanian di dalamya ada Akademi Pertanian dan Kehutanan; (4) Fakultas Kedokteran Hewan; (5) Fakultas Hukum di dalamnya ada Akademi Keahlian Hukum, Keahlian Ekonomi dan Notariat, Akademi Ilmu Politik dan Akademi Pendidikan Guru Bagian Tatanegara, Ekonomi dan Sosiologi; dan (6) Fakultas Sastra dan Filsafat di dalamnya ada Akademi Pendidikan Guru episode Sastra.

Pada dikala peresmian berdirinya UGM, Prof. Dr. M. Sardi . ito ditetapkan sebagai Presiden UGM. Pada dikala yang sama juga ditetapkan Senat UGM dan Dewan Kurator UGM. Mengenai yang terakhir ini, kepengurusannya terdiri dari ketua (Ketua Kehormatan ialah Sultan Hamengku Buwono IX, sedangkan Ketua ialah Sri Paku Alam VIII, wakil ketua dan anggota. Ini menyebabkan pendapat bahwa ketika UGM lahir, ia memang telah siap untuk meneruskan perjuangan, yaitu meningkatkan martabat insan Indonesia.
Dari rentetan riwayat usaha mendirikan UGM di atas, tidak berlebihan rasanya bila disimpulkan bahwa pendirian UGM ialah usaha untuk meneruskan perjuangan. Ini perlu menjadi pegangan bagi seluruh sivitas akademika UGM.

Perkembangan Universitas Gadjah Mada (wikipedia.org)
Tahun 1952 Fakultas Hukum, Sosial dan Politik ditambah dengan episode ekonomi sehingga menjadi Fakultas Hukum, Ekonomi, Sosial dan Politik HESP). Pada bulan September 1952 Fakultas Pertanian ditambah dengan Bagian Kehutanan, sehingga menjadi Fakultas Pertanian dan Kehutanan.
Sejak September 1955, beberapa fakultas dimekarkan menjadi fakultas-fakultas baru, antara lain:
  • Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Farmasi menjadi Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi dan Fakultas Farmasi.
  • Bagian Bakaloreat Biologi Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Farmasi menjadi Fakultas Biologi.
  • Fakultas Hukum, Ekonomi, Sosial dan Politik dipecah menjadi tiga fakultas, yaitu: Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Sosial dan Politik.
  • Fakultas Sastra, Pedagogik dan Filsafat dipecah menjadi tiga fakultas, yaitu: Fakultas Sastra dan Kebudayaan, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Fakulas Filsafat.
  • Tingkat pengajaran Bakaloreat Ilmu Pasti dan Bakaloreat Ilmu Alam pada Bagian Sipil Fakultas Teknik dijadikan Fakultas Ilmu Pasti dan Alam.
  • Fakultas Ilmu Pendidikan mempunyai dua episode yaitu Bagian Pendidikan dan Bagian Pendidikan Jasmani.
  • Fakultas Kedokteran Hewan diuubah namanya menjadi Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan.
  • Pada tahun 1960 Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi dipisahkan menjadi Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi.

Pada tahun 1962 Bagian Pendidikan Jasmani dari Fakultas Ilmu Pendidikan ditingkatkan menjadi Fakultas Pendidikan Jasmani. Fakultas ini diserahkan pada Departemen Olah Raga pada tahun 1963 dan menjadi Sekolah Tinggi Olah Raga (STO).

Untuk memperlihatkan pendidikan umum yang besar lengan berkuasa bagi semua Fakultas, didirikan pula Fakultas Umum, dan digabungkan dengan Fakultas Filsafat menjadi Gabungan Fakultas Umum dan Fakultas Filsafat. Pada tahun 1961 Fakultas Filsafat dibubarkan dan pada tahun 1962 Fakultas Umum juga dibubarkan. Sebagai penggantinya tahun 1963 didirikan Biro Penyelenggara Kuliah-Kuliah khusus untuk melaksanakan peran yang semula menjadi peran gabungan Fakultas Umum dan Fakultas Filsafat. Namun pada tanggal 18 Agustus 1967 Fakultas Filsafat didirikan kembali dan pada tahun 1969 Biro Penyelenggara Kuliah-Kuliah khusus dimasukkan dalam Fakultas Filsafat sebagai Biro Penyelenggara Kuliah-Kuliah Agama.

Pada tahun 1963 Bagian Kehutanan Fakultas Pertanian ditingkatkan menjadi Fakultas Kehutanan, seksi teknologi dan seksi kultur teknik menjadi Fakultas Teknologi Pertanian. Pada tahun itu pula Jurusan Geografi pada Fakultas Sastra dan Kebudayaan ditingkatkan menjadi Fakultas Geografi.

Jurusan Psikologi pada FIP menjadi Bagian Psikologi yang kemudian pada tanggal 8 Januari 1965 menjadi Fakultas Psikologi.

Pada tahun 1969 Fakultas yang ke-18 lahir yaitu Fakultas Peternakan yang merupakan peningkatan Bagian Peternakan Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan.

Semenjak tahun 1983 Universitas Gadjah Mada memiliki 18 Fakultas Program Sarjana, dua Fakulas Program Diploma (Fakultas Non Gelar Ekonomi dan Fakultas Non Gelar Teknologi) dan satu Fakultas Pascasarjana (Magister dan Doktor). Awal tahun 1992 terjadi penyederhanaan jumlah fakultas, Fakultas Pascasarjana diubah menjadi Program Pascasarjana, sedangkan Fakultas Non Gelar Ekonomi diintegrasikan ke Fakultas Ekonomi dan Fakultas Non Gelar Teknologi diintegrasikan ke Fakultas Teknik.

Sejarah dan Menguak Berdiri Universitas Institut Teknologi Bandung (ITB)

Mei 11, 2017 Add Comment
Sejarah dan Menguak Berdiri Universitas Institut Teknologi Bandung (ITB) - Universitas Institut Teknologi Bandung atau biasa disebut oleh orang ITB yakni salah satu universitas terbaik di Indonesia. Kampus ini terletak di jalan Ganesha-Bandung.Untuk itu mimin akan menguak sejarah berdiri dari Universitas Institut Teknologi Bandung (ITB).

Sejarah ITB bermula semenjak awal kala kedua puluh, atas prakarsa masyarakat penguasa waktu itu. Gagasan mula pendirianya terutama dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga teknik yang menjadi sulit alasannya yakni terganggunya korelasi antara negeri Belanda dan wilayah jajahannya di daerah Nusantara, sebagai akhir pecahnya Perang Dunia Pertama. Technische Hoogeschool te Bandoeng berdiri tanggal 3 Juli 1920.
universitas itb

ITB didirikan pada 3 Juli 1920 dengan nama Technische Hoogeschool te Bandoeng (sering disingkat menjadi TH te Bandoeng, TH Bandung, atau THS) dengan satu fakultas de Faculteit van Technische Wetenschap yang hanya mempunyai satu jurusan de afdeeling der Weg- en Waterbouwkunde. ITB juga merupakan tempat di mana presiden Indonesia pertama, Soekarno meraih gelar insinyurnya dalam bidang Teknik Sipil.

Pada masa penjajahan Jepang, tepatnya tanggal 1 April 1944, THS dibuka kembali oleh Pemerintah Militer Jepang dengan nama バンドン工業大学 (Bandung Kōgyō Daigaku?)setelah ditutup semenjak 8 Maret 1942 dengan menyerahnya Hindia Belanda di Kalijati. Kemudian pada masa kemerdekaan Indonesia, tahun 1945, namanya diubah menjadi “Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandung”. Pada tahun 1946, STT Bandung dipindahkan ke Yogyakarta dan menjadi cikal bakal lahirnya Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.

Pada tanggal 21 Juni 1946, NICA mendirikan Universiteit van Indonesie dengan Faculteit van Technische Wetenschap sebagai pengganti STT Bandung di lokasi Kampus THS dulu. Sebagian besar pengajarnya yakni para mantan pengajar THS yang gres saja dibebaskan dari kamp interniran Jepang. Dan pada 6 Oktober 1947, Faculteit van Exacte Wetenschap berdiri. Ini kemudian menjadi Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam Universitas Indonesia semenjak 2 Februari 1950.

Kemudian pada tanggal 2 Maret 1959, Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam secara resmi memisahkan diri menjadi Institut Teknologi Bandung (ITB).

Didorong oleh gagasan dan keyakinan yang dilandasi semangat usaha Proklamasi Kemerdekaan serta wawasan ke masa depan, Pemerintah Indonesia meresmikan berdirinya Institut Teknologi di Kota Bandung pada tanggal 2 Maret 1959. Berbeda dengan harkat pendirian lima perguruan tinggi teknik sebelumnya di kampus yang sama, Institut Teknologi Bandung lahir dalam suasana penuh dinamika mengemban misi pengabdian ilmu pengetahuan dan teknologi, yang berpijak pada kehidupan faktual di bumi sendiri bagi kehidupan dan pembangunan bangsa yang maju dan bermartabat.

Kurun dasawarsa pertama tahun 1960-an ITB mulai membina dan melengkapi dirinya dengan kepranataan yang harus diadakan. Dalam periode ini dilakukan persiapan pengisian-pengisian organisasi bidang pendidikan dan pengajaran, serta melengkapkan jumlah dan meningkatkan kemampuan tenaga pengajar dengan penugasan berguru ke luar negeri.

Kurun dasawarsa kedua tahun 1970-an ITB diwarnai oleh masa sulit yang timbul menjelang periode pertama. Satuan akademis yang telah dibentuk bermetamorfosis satuan kerja yang juga berfungsi sebagai satuan sosial-ekonomi yang secara terbatas menjadi institusi semi-otonom. Tingkat keakademian makin meningkat, tetapi penugasan berguru ke luar negeri makin berkurang. Sarana internal dan kepranataan semakin dimanfaatkan.

Kurun dasawarsa ketiga tahun 1980-an ditandai dengan kepranataan dan proses berguru mengajar yang mulai memasuki era modern dengan sarana fisik kampus yang makin dilengkapi. Jumlah lulusan sarjana makin meningkat dan acara pasca sarjana mulai dibuka. Keadaan ini didukung oleh makin membaiknya kondisi sosio-politik dan ekonomi negara.

Kurun dasawarsa keempat tahun 1990-an perguruan tinggi teknik yang semula hanya mempunyai satu jurusan pendidikan itu, kini memiliki dua puluh enam Departemen Program Sarjana, termasuk Departemen Sosioteknologi, tiga puluh empat Program Studi S2/Magister dan tiga Bidang Studi S3/Doktor yang mencakup unsur-unsur ilmu pengetahuan, teknologi, seni, urusan ekonomi dan ilmu-ilmu kemanusiaan.

Kini, dengan suplai tahunan pelajar-pelajar Indonesia terbaik, ITB merupakan salah satu sentra ilmu sains, teknologi, dan seni terbaik di Indonesia.

ITB juga mendukung para pelajar dan acara sosial mereka dengan mendukung himpunan mahasiswa yang ada di setiap departemen.

Setiap tahunnya, ITB memilih seorang mahasiswa terbaik untuk dikirim ke pemilihan mahasiswa referensi nasional. Ganesha Prize yakni nama penghargaan untuk mereka yang menerima gelar mahasiswa terbaik ini. Penghargaan ini biasanya diberikan secara resmi pada seremoni penerimaan mahasiswa baru. 

Referensi:
http://iaitbsingapura.org/about/sejarah-itb/

Sejarah Awal dibangun Mengenai Universitas Indonesia (UI)

Mei 10, 2017 Add Comment
Sejarah Awal dibangun Mengenai Universitas Indonesia (UI) - Universitas Indonesia atau biasa disebut UI merupakan salah satu universitas terbaik di Indonesia kampus utamanya terdapat dibagian Utara dari Depok, Jawa Barat, dan kampus utama lainnya terdapat di tempat Salemba di Jakarta Pusat.

Sejarah Universitas Indonesia dapat ditelusuri semenjak tahun 1851. Ketika itu, pemerintah kolonial Belanda mendirikan sebuah sekolah yang bertujuan untuk menghasilkan ajun dokter tambahan. Pelajar di sekolah itu menerima pelatihan kedokteran selama dua tahun. Lulusannya diberikan akta untuk melaksanakan perawatan-perawatan tingkat dasar serta menerima gelar Dokter Jawa (Javanese Doctor), bergelar demikian alasannya yaitu dokter ini hanya diberi izin untuk membuka praktek di wilayah Hindia Belanda, terutama di pulau Jawa. Pada tahun 1864, jadwal pendidikan tersebut ditambah waktunya menjadi tiga tahun, dan pada tahun 1875 menjadi 7 tahun. Gelar yang diberikan pun berkembang menjadi Dokter Medis (Medical Doctor)
universitas indonesia

Pada tahun 1898, pemerintah kolonial mendirikan sekolah gres untuk melatih tenaga medis, yaitu STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen). Pendidikan di STOVIA berlangsung selama 9 tahun: 3 tahun setingkat SMP, tiga tahun setingkat SMA, dan tiga tahun lainnya setingkat Diploma. Banyak lulusan STOVIA yang kemudian memainkan peranan penting dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia.

Pada tahun 1924 pemerintah kolonial mendirikan RHS (Rechts Hogeschool) yang bertujuan untuk memenuhi tenaga manajemen sipil rendahan. RHS inilah yang menjadi cikal-bakal Fakultas Hukum UI. Pada tahun 1927 mengubah status dan nama STOVIA menjadi GHS (Geneeskundige Hogeschool). Gedung pendidikan dan pelatihan kedokteran yang digunakan GHS menjadi gedung Fakultas Kedokteran UI ketika ini. Banyak alumni GHS yang kemudian berperan besar dalam pendirian Universitas Indonesia.

Setelah kemerdekaan Indonesia dideklarasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, Badan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (BPTRI) didirikan di Jakarta. BPTRI memiliki tiga fakultas, yaitu Kedokteran dan Farmasi, Sastra, dan Hukum. Pada tahun yang sama, institusi ini berhasil meluluskan 90 orang sebagai dokter. Ketika tentara kolonial Belanda kembali menguasai Jakarta di simpulan tahun 1945, BPTRI dipindahkan ke Klaten, Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Malang. Pada tanggal 21 Juni 1946 NICA mendirikan sebuah Nood Universiteit atau Universitas Sementara di Jakarta. Pada tanggal 21 Maret 1947, nama Nood Universiteit diganti menjadi Universiteit van Indonesie (UVI). Akhirnya, setelah Jakarta berhasil diambil alih kembali, pemerintah mengembalikan BPTRI ke Jakarta dan menggabungkannya dengan Universiteit van Indonesie, dan memberinya nama gres Universiteit Indonesia (UI).

UI secara resmi memulai kegiatannya pada 2 Februari 1950 dengan presiden (saat ini disebut rektor) pertamanya Ir. R.P Soerachman Tjokroadisoerio. Kantor Presiden Universiteit Indonesia mula-mula berkedudukan di Jakarta, tepatnya di gedung Fakultas Kedokteran di Jl Salemba Raya no. 6, kemudian dipindahkan ke salah satu bangunan bekas pabrik madat di Jl. Samlemba Raya no. 4, Jakarta. Tanggal 2 Februari 1950 kemudian dijadikan hari kelahiran Universitas Indonesia.

Awalnya, UI memiliki 9 fakultas dan 3 lembaga yang tersebar di lima kota, yaitu Fakulteit Kedokteran, Fakulteit Ilmu Hukum dan Ilmu Pengetahuan Masyarakat, serta Fakulteit Sastra dan Filsafat di Jakarta; Fakulteit Ilmu Alam dan Ilmu Pasti, Fakulteit Ilmu Pengetahuan Teknik, dan Lembaga Pendidikan Guru Menggambar di Bandung; Fakulteit Pertanian dan Fakulteit Kedokteran Hewan di Bogor; Fakulteit Ekonomi di Makassar; Fakulteit Kedokteran dan Lembaga Kedokteran Gigi di Surabaya.

Pada tahun 1955, Undang-Undang No. 10 wacana pengubahan kata universiteit, universitet, dan universitit disyahkan, sehingga semenjak itu, Universiteit Indonesia secara resmi diubah namanya menjadi Universitas Indonesia.

Berangsur-angsur fakultas-fakultas yang berada di tempat memisahkan diri membentuk lembaga pendidikan yang berdiri sendiri. Pada tanggal 2 Maret 1959 Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam di Bandung terbentuk dan berkembang menjadi Institut Teknologi Bandung. Selanjutnya pada 1 September 1963 Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran Hewan UI memisahkan diri pula menjadi Institut Pertanian Bogor (IPB) yang kini menjadi sekolah tinggi tinggi pertanian terkemuka bertaraf internasional. Fakultas di Surabaya menjadi Universitas Airlangga dan di Makassar menjadi Universitas Hasanuddin. Pada 1964 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta dan kini berubah kembali menjadi Universitas Negeri Jakarta.

Ketika Orde Baru dimulai pada tahun 1966, pemerintah menunjuk beberapa guru besar UI untuk menduduki jabatan menteri dengan tujuan untuk memulihkan kembali situasi ekonomi nasional. Sejak ketika itu, UI secara konstan telah menunjukkan kontribusi kasatmata pada usaha-usaha pemerintah untuk meraih kemakmuran nasional.

Pada tanggal 26 Desember 2000 melalui Peraturan Pemerintah RI Nomor 152 tahun 2000, UI ditetapkan sebagai sekolah tinggi tinggi negeri berdikari berstatus Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Dalam status tersebut, UI wajib lebih mengedepankan kinerja pengelolaan sebuah universitas publik dengan prinsip-prinsip efisiensi, efektivitas, akuntabilitas, dan transparansi.

Sejarah Berdiri Unversitas Andalas (UNAND) Sumatera Barat, Padang

Mei 09, 2017 Add Comment
Sejarah Berdiri Unversitas Andalas (UNAND) Sumatera Barat, Padang - Universitas Andalas, universitas tertua di luar Jawa dan tertua ke empat di seluruh Indonesia, didirikan atas SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no. 80016/Kab; 23 Desember 1955.

Universitas ini secara resmi dibuka oleh empat pendirinya, bersama dengan Drs. Mohammad Hatta, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Sarino Mangoenpranoto pada 13 September 1956.
universitas andalas unand

1. Periode Awal                                                                                                                            

Kehadiran Universitas Andalas sebagai sebuah perguruan tinggi pujian masyarakat Sumatera Barat bukanlah datang secara tiba-tiba. Hasrat masyarakat Sumatera Barat untuk mendirikan sebuah perguruan tinggi sudah tumbuh semenjak memasuki era ke-20. Hal itu dapat dipahami sebab pada masa itu sudah muncul golongan intelektual dan cendekiawan yang peduli dengan pendidikan anak bangsa. Namun, pemerintahan kolonial Belanda tidak memberi kesempatan sedikitpun untuk mewujudkannya.

Gagasan mendirikan perguruan tinggi di Sumatera Barat kembali mengemuka seiring dengan diproklamirkannya Kemerdekaan Indonesia oleh Ir.Soekarno dan Drs.Mohammad Hatta. Para pemuka masyarakat Sumatera Barat mencicipi bahwa kebutuhan generasi muda yang terdidik, sangat mendesak. Merekalah yang dibutuhkan dapat mengisi kemerdekaan dan membawa kemajuan dan kejayaan bangsa di masa datang. Akan tetapi, berhubung pada waktu itu dalam suasana Perang Kemerdekaan, menentang kedatangan bangsa Belanda yang hendak menjajah Indonesia kembali, maka hasrat itu terpendam lagi.

Keinginan itu kesannya dapat diwujudkan pada tahun 1948 dengan mendirikan 6 (enam) perguruan tinggi yang terdiri dari Akademi Pamong Praja, Akademi Pendidikan Jasmani, dan Akte A Bahasa Inggris, Akademi Kadet, dan Sekolah Inspektur Polisi. Keenam perguruan tinggi tersebut berada di Bukittinggi. Keberhasilan mendirikan enam perguruan tinggi ini semakin memacu para pemuka masyarakat Sumatera Barat untuk mendirikan sebuah universitas.

Pada tahun 1949 pemerintah Indonesia merencanakan untuk mendirikan Fakultas Hukum di Padang, Fakultas Kedokteran di Medan dan Fakultas Ekonomi di Palembang. Namun, sebab aneka macam keterbatasan yang dihadapi pada waktu itu, pemerintah Indonesia menunda untuk menyetujuinya.

Akibat penundaan ini, “Yayasan Sriwijaya” berinisiatif untuk mendirikan Balai Perguruan Tinggi Hukum Pancasila (BPTHP) di Padang pada tanggal 17 Agustus 1951. Mengikuti langkah Yayasan Sriwijaya itu, kemudian pemerintah mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) di Batu Sangkar pada tanggal 23 Oktober 1954, Perguruan Tinggi Negeri Pertanian di Payakumbuh pada tanggal 30 November 1954, dan Fakultas Kedokteran serta Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Pengetahuan Alam di Bukittinggi pada tanggal 7 September 1955. Keempat perguruan tinggi itu diresmikan oleh Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta. Seiring dengan itu, Yayasan Sriwijaya juga menyerahkan BPTHP kepada Pemerintah Propinsi Sumatra Tengah. Semenjak itu BPTHP berganti nama dengan Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat

Kelima fakultas itu menjadi cikal bakal dalam mendirikan Universitas Andalas Oleh sebab merupakan universitas yang pertama didirikan di Pulau Sumatera, maka Bung Hatta mengusulkan nama: “Universitas Andalas”, dengan merujuk kepada nama Pulau Sumatera yang waktu itu juga terkenal dengan Pulau Andalas.[4] Sungguhpun nama itu terkesan regional, namun keberadaannya itu tetap dalam kerangka Kebangsaaan Indonesia. Hal itu terang terbaca dalam piagam pendiriannya: “…guna mempertinggi ketjerdasan Bangsa Indonesia dalam arti jang seluas-luasnja dalam berbagai-bagai Ilmu Pengetahuan”. Di samping itu, dalam lambangnya tertera pula kata: “Universitas Andalas Untuk Kedjayaan Bangsa”. Pada tanggal 13 September 1956 Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta meresmikan pembukaan Universitas Andalas di Bukittinggi.

Pada tahun 1958, untuk pertama kalinya Unand mulai memetik hasil dengan lulusnya Mr. Rudito Rachmad sebagai Sarjana Hukum pertama. Satu tahun berikutnya Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat mewisuda pula empat mahasiswanya, yaitu Mr. Herman Sihombing, Mr. Zawier Zienser, Mr. Eddy Ang Ze Siang, dan Mr. Djalaluddin Ilyas.

 2. Universitas Andalas dan PRRI                                                                                          

Suasana politik di Indonesia semakin panas setelah kebijakan Presiden Soekarno merangkul Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam pemerintahannya. Kebijakan ini tidak disetujui oleh banyak pihak, terutama dari kalangan Islam dan kelompok militer yang anti komunis. Selain itu, sistem sentralisasi yang diterapkan oleh pemerintah pusat juga telah mengakibatkan ketimpangan dalam pembangunan daerah. Melihat langkah Presiden Soekarno itu, pada tanggal 1 Desember 1956, beberapa bulan setelah meresmikan Unand, Mohammad Hatta pun meletakkan jabatannya sebagai Wakil Presiden. Sehingga, berakhirlah Dwi Tunggal: Soekarno-Hatta. Beberapa tokoh politik dan militer pun bersepakat untuk “menegur” pusat dengan mendirikan PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) pada tanggal 15 Februari 1958. Mereka menjadikan wilayah Sumatera Tengah, khususnya Sumatera Barat, sebagai basisnya.

Banyak dosen dan mahasiswa Unand yang pertanda kesepahamannya dengan PRRI. Bahkan, mahasiswa Sumatera Barat yang sedang mencar ilmu di beberapa perguruan tinggi di Pulau Jawa banyak pula yang pulang untuk mendukung PRRI. Akibatnya, Tentara Nasional Indonesia yang dikirim oleh Presiden Soekarno untuk menghadapi PRRI, juga memporakperandakan kampus Unand yang tersebar di beberapa kota: Padang, Bukittinggi, Batusangkar, dan Payakumbuh serta juga yang gres dibangun di Baso, Agam. Situasi politik pada waktu itu benar-benar tidak kondusif untuk melakukan acara perkuliahan. Dosen-dosen yang didatangkan dari luar negeri, terutama dari Eropa, ada yang pulang ke negaranya masing-masing dan ada pula yang pindah keUniversitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), dan Institut Pertanian Bogor (IBP). Pada masa PRRI (1958-1961) itu dapat dikatakan sebagai periode “pasang surut” Universitas Andalas. Aset Unand yang berada di Kampus Payakumbuh berupa rumah dinas dan sebahagian tanah hingga sekarang masih diduduki TNI Angkatan Darat dan menjadi markas salah satu batalyon infanteri 133/Yudha Sakti.

 3. Universitas Andalas Setelah PRRI Sampai Sekarang                                          

Seiring dengan berakhirnya eksistensi PRRI, Unand menata kembali langkahnya menuju masa depan. Pada tahun 1961 Unand membuka kembali Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran, dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dengan memindahkannya ke Padang. Sedang FIPIA gres dapat dibuka setahun kemudian dan itu pun hanya untuk satu Jurusan Biologi.

Perguruan Tinggi Ekonomi yang didirikan oleh Yayasan Perguruan Tinggi Pancasila pada tanggal 7 September 1957 juga menggabungkan diri dengan Unand. Pada tanggal 9 Oktober 1963, Unand membuka Fakultas Peternakan. Fakultas ini merupakan yang pertama didirikan di Indonesia. Dengan demikian, hingga tahun 1963 Unand telah memiliki 6 (enam) fakultas, yaitu Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat, Pertanian, Kedokteran, Ilmu Pasti dan Ilmu Alam, Ekonomi, dan Peternakan. Adapun FKIP telah berkembang menjadi IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan) dan sekarang berubah nama menjadi Universitas Negeri Padang (UNP).

Setelah kepindahan kampusnya ke Padang, Unand mulai membenahi diri secara menyeluruh, tidak hanya dalam bidang organisasi, dosen, kepegawaian, dan kemahasiswaan saja, tetapi juga di bidang infrastrukturnya dengan membangun gedung-gedung perkuliahan, laboratorium, perpustakaan, perumahan dosen, asrama mahasiswa, dan aneka macam fasilitas pendukung lainnya. Kampus Air Tawar dibangun untuk Fakultas Pertanian, FIPIA, Fakultas Peternakan, dan FKIP (sekarang: kampus UNP). Adapun Fakultas Ekonomi berada di Kampus Jati (sekarang: Kampus Fakultas Ekonomi Program Reguler Mandiri dan Fakultas Kedokteran Gigi). Sedangkan Fakultas Kedokteran terdapat di dua lokasi: Kampus Jati dan Pondok (sekarang: Kampus Prodi Kebidanan). Fakultas Hukum tetap berada di kampusnya yang lama di Parak Karambia (sekarang: Kampus Program D3 Fakultas Hukum). Rektorat Unand lama yang berada di Kampus Jati (Jalan Perintis Kemerdekaan No 77 Padang) difungsikan sebagai perkantoran Fakultas Ekonomi Reguler Mandiri dan sebahagian lagi telah dibongkar dan ketika ini dibangun Rumah Sakit Gigi dan Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi Unand.

Pada tahun 1962, jumlah dosen Unand sudah mencapai 261 orang, termasuk 180 orang dosen luar biasa dan dosen terbang. Adapun mahasiswa telah berjumlah sebanyak 3.920 orang. Dengan demikian Unand memiliki angka ratio dosen-mahasiswa 1 : 15. Selanjutnya, semua fakultas telah berhasil pula mewisuda sarjananya yang pertama. Masing-masingnya ialah Fakultas Pertanian: 4 orang sarjana (1964); Fakultas Ekonomi: 5 orang sarjana (1965); Fakultas Kedokteran: 6 dokter (1965); FIPIA (Jurusan Biologi): 1 orang sarjana (1969); dan Fakultas Peternakan: 1 orang sajana (1970).

Pada tahun 1982 Fakultas Sastra, mulai mendapatkan mahasiswanya untuk angkatan pertama. Pada awalnya fakultas ini berjulukan Fakultas Sastra dan Sosial-budaya, kemudian berganti nama sebab mengikuti SK Diretorat Jendral Pendidikan Tinggi. Konsekwensinya, Jurusan Sosiologi dengan Program Studi Sosiologi dan Antropologi yang juga dibuka “dititipkan” di Fakultas Sastra.

Kedua prodi menjadi embrio untuk mendirikan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Oleh sebab itu kedua fakultas dapat diibaratkan dengan dua saudara: “saudara tua” dan “saudara muda”. Kampusnya terletak di Jl. Situjuh, Jati, yang sebelumnya merupakan Labor Fisiologi Fakultas Kedokteran. (sekarang: Gedung Percetakan dan Penerbitan Universitas Andalas dan rumah dinas Rektor). Pada tahun 1986 Fakultas Sastra berhasil mewisuda 7 (tujuh) alumninya yang pertama. Tahun 2011 Fakultas Sastra berubah nama menjadi Fakultas Ilmu Budaya.

Berikutnya, Unand membuka pula dua Prodi Teknik Mesin dan Teknik Sipil (1985), yang merupakan cikal bakal Fakultas Teknik. Pengelolaan kedua prodi berada di FMIPA (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam),[5] sedangkan dalam pelaksanaan perkuliahannya Unand berkerja sama dengan ITB. Pada tahun 1992 sebanyak 60 orang mahasiswanya berhasil menyelesaikan studinya. Setahun kemudian (13 Mei 1993) pendirian Fakultas Teknik disetujui oleh Dirjen DIKTI.

Sementara itu, PAAP (Pendidikan Ahli Administrasi dan Perusahaan) yang dibuka di Fakultas Ekonomi (1975), pada tahun 1982 menjelma Program Diploma III (D-III) Ekonomi. Unand merintis pula pembukaan dua Fakultas Non-gelar Teknologi (1982): Politeknik Teknologi dan Politeknik Pertanian. Kedua Program Non-gelar Politektik Teknologi dan Pertanian mulai mendapatkan mahasiswanya pada tahun akademik 1987/1988 dan 1988/1989. Kampus Politeknik Teknologi berada di Limau Manih, sedangkan kampus Politeknik Pertanian terdapat di Tanjungpati, Payakumbuh. Kehadiran lembaga pendidikan politeknik dimaksudkan untuk menyiapkan tenaga hebat tingkat menengah yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan.

Fakultas Kedokteran juga mengembangkan diri dengan membuka Program Pendidikan Dokter Spesialis (SP-1, setingkat S-2) untuk Prodi Ilmu Bedah, Ilmu Penyakit Dalam, dan Ilmu Penyakit Mata. Setahun berikutnya (1985) Unand membuka Program Pascasarjana (S-2) melalui jadwal KPK (Kegiatan Pengumpulan Kredit) yang berkerjasama dengan IPB. Pada tahun 1992 Program Pascasarjana ini telah berdiri sendiri dan semenjak tahun 2000 mulai pula mendapatkan Program Doktor (S-3) untuk Ilmu-ilmu Pertanian, Hukum, dan Peternakan, serta Sp-2 untuk kedokteran. Alumni pertamanya yang berhasil meraih gelar doktor ialah Dr.Ir. Isril Berd, M.S. (sekarang: Profesor). Seiring dengan itu, Fakultas Ekonomi mulai pula mendapatkan mahasiswa S-2 untuk jadwal Magister Managemen. Dengan demikian lengkaplah jenjang pendidikan yang dikelola oleh Universitas Andalas, mulai dari Program Non-gelar DIII, Sarjana (S-1), Pascasarjana (S-2), hingga Program Doktor (S-3).

Pada tahun 2008 Unand mengembangkan dua jurusan menjadi dua fakultas. Kedua fakultas itu adalah: 1) Fakultas Teknologi Pertanian yang dikembangkan dari Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, dan 2) Fakultas Farmasi yang berasal dari Jurusan Farmasi, FMIPA.

Pada tahun 2009, Fakultas Kedokteran telah memiliki Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Studi Ilmu Keperawatan, Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, dan Program Studi Psikologi. Fakultas MIPA telah membuka jadwal studi Sistem Komputer. Fakultas Ekonomi membuka 2 (dua) Jurusan Manajemen dan Ekonomi Pembangunan di Kampus Payakumbuh dengan memanfaatkan bekas kampus Fakultas Pertanian yang lama di Payakumbuh, pembukaan Fakultas Ekonomi Kampus Payakumbuh atas pemberian Pemerintah Daerah Kota Payakumbuh.

Pada tahun 2009 Unand ditetapkan sebagai institusi pengelola keuangan Badan Layanan Umum dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 501/ KMK.05/ 2009, tanggal 17 Desember 2009. Dengan peraturan ini, Unand mempunyai fleksibilitas dalam mengelola keuangan yang bersumber dari pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dan aneka macam kesulitan serta hambatan pengelolaan keuangan yang bersumber dari pendapatan sendiri telah dapat diatasi secara bertahap.

Pada tahun 2012 Unand telah mempunyai Organisai dan Tata Kerja (OTK) yang gres setelah diperjuangankan semenjak tahun 2007. OTK Unand yang gres tersebut ditetapkan dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 25/ 2012 perihal Organisasi dan Tata Kerja Universitas Andalas, tanggal 18 April 2018.

OTK Unand yang gres ini membawa babak gres dalam sejarah perkembangan Unand. Pertama, jumlah fakultas bertambah dari 11 menjadi 15 fakultas dan semua lembaga ad hoc termasuk Fakultas Farmasi, Fakultas Teknologi Pertanian dan Program Pascasarjana menjadi lembaga penuh universitas. Empat fakultas gres pada tahun 2012 ialah Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Keperawatan dan Fakultas Teknologi Informasi. Keempat fakultas gres ini diresmikan pada tahun 2012.

Kedua, nomenklatur pembantu rektor dan pembantu dekan dirubah menjadi wakil rektor dan wakil dekan. Ketiga, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M) dan Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK) menjadi lembaga penuh, mempunyai tupoksi yang terang dan dapat bekerja maksimal untuk mendukung kemajuan Unand.

Keempat, menghemat pendapatan yang bersumber dari mahasiswa atau PNBP untuk membayar tujuangan jabatan Wakil Rektor IV, Ketua dan Sekretaris Lembaga, Dekan dan Wakil Dekan serta pejabat struktural di Fakultas Farmasi, Fakultas Teknologi Pertanian, Direktur dan Wakil Direktur Program Pascasarjana. Sekarang semua tunjangan jabatan tersebut sudah dibayar dengan sumber dana rupiah murni, termasuk tunjangan jabatan pimpinan Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Keperawatan, dan Fakultas Teknologi Informasi mulai semenjak berdirinya.

Kelima, Politeknik Teknologi dan Poli Teknik Pertanian yang selama ini menjadi bahagian dalam struktur Unand harus dilepas menjadi institusi mandiri. Semenjak awal tahun 2013 telah diproses pemisahan aset sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan nama institusinya telah berubah dari Polititeknik (Teknologi) Unand menjadi Politeknik Negeri Padang dan dari Politani Unand menjadi Politani Negeri Payakumbuh.  

Pada tahun 2013 Unand telah mempunyai statuta baru. Perubahan statuta ini juga sudah diusulkan semenjak tahun 2007 sebab statuta yang berlaku ketika itu sangat tidak relevan dan tidak bisa mengakomodasi aneka macam tuntuan perkembangan yang terjadi. Statuta Unand yang gres tersebut ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 47 tahun 2013, tanggal 13 April 2013. Dalam statuta gres ini Rektor tidak secara otomatis menjadi ketua senat universitas dan tidak semua guru besar secara otomatis menjadi anggota senat universitas. Kemudian guru besar (profesor) diakomodasi dalam organ yang disebut dengan Majelis Guru Besar. Ketua Senat dan Ketua Mejelis Guru Besar pertama berdasarkan statuta Unand yang gres diangkat pada tahun 2013.

4. Pembangunan Kampus Universitas Andalas Limau Manis                              
Upaya untuk menyatukan kampus Unand yang tersebar di aneka macam tempat di kota Padang telah dilakukan semenjak masa Rektor Prof.dr. Busyra Zahir (1968-1976). Usaha itu dilanjutkan oleh Rektor, Prof Drs. Mawardi Yunus. Pada awalnya pembangunan kampus Unand direncanakan di Ulu Gaduik, Kecamatan Lubuak Kilangan. Akan tetapi sebab lokasi itu berdekatan dengan pabrik semen “PT Semen Padang” sehingga sangat berpeluang terkena polusinya. Maka, ada tiga alternatif sebagai gantinya: Bukit Tambun Tulang (dekat Lembah Anai); Tunggul Hitam (dekat Bandara Tabing); dan Bukik Karamuntiang. Adapun yang paling memenuhi syarat di antara ketiganya ialah Bukik Karamuntiang. Lokasi itu berada di Kenagarian Limau Manih, Kelurahan Koto Panjang, Kecamatan Pauah dan terletak sekitar 15 km sebelah Timur kota Padang.

Dimulainya pembangunan Kampus Limau Manis (sebutan masyarakat setempat Limau Manih), secara simbolis dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof.Dr. Fuad Hassan dengan meletakkan kerikil pertama pada tanggal 11 Maret 1986. Secara berangsur-angsur dibangunlah gedung: rektorat, perkuliahan, fakultas, jurusan, laboratorium, perpustakaan, asrama, dan sebagainya. Sampai sekarang pembangunan prasarana dan sarana kampus Limau Manis masih terus berlangsung, meskipun sudah mulai dimanfaatkan semenjak tahun 1989.

Gedung yang mula-mula dimanfaatkan ialah rektorat, sedangkan fakultas yang pertama pindah ialah Fakultas Sastra (1990). Kemudian mengikuti: Fakultas Ekonomi, Fakultas Peternakan dan FMIPA (1991), Fakultas Pertanian dan Fakultas Hukum (1995). Fakultas Teknik merupakan yang terakhir pindah dari kampus Air Tawar dan kepindahannya juga secara bertahap selama 7 tahun (2000-2007). Sedangkan Fakultas Kedokteran belum pindah sebab sekarang. Namun sebahagian kegiatan kuliah telah dilaksanakan di gedung gres Fakultas Kedokteran, Kampus Unand Limau Manis semenjak tahun 2013. Saat ini sedang dilaksanakan pembangunan konstruksi hospital university yang berada di lokasi pengembangan Fakultas Kedokteran Unand, Kampus Unand Limau Manis.

Kampus Unand Limau Manih, diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 4 September 1995. Dalam pidato peresmiannya, Presiden Soeharto menyampaikan:

“Kita semua berharap biar kampus gres Universitas Andalas ini akan menunjukkan suasana gres pula kepada segenap sivitas akademikanya. Dengan kampus yang gres ini, saya minta Saudara-saudara untuk bekerja lebih giat dan lebih tekun, biar universitas ini tidak saja menghasilkan sarjana-sarjana yang berkualitas, tetapi bisa pula menghasilkan pemikiran-pemikiran segar bagi kemajuan bangsa serta menghasilkan penemuan-penemuan gres di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Saya percaya, bahwa generasi muda yang menuntut ilmu di universitas ini, ialah generasi gres yang bersemangat dan mempunyai tekad gres untuk meneruskan usaha para pendahulu kita, ialah mengisi kemerdekaan dengan amal-amal perbuatan nyata, yang dapat dirasakan oleh segenap lapisan masyarakat”.

Kampus Unand Limau Manih, luasnya sekitar 500 hektar dan berada pada ketinggian ± 200 m di atas permukaan laut. Kampus ini menghadap ke Kota Padang dengan pemandangan Samudera Hindia yang biru membentang di sebelah Barat. Pada adegan Timur berjajar bukit barisan. Sementara di sisi Utara dan Selatannya terdapat lembah yang masing-masingnya dialiri oleh anak sungai. Kondisi alamnya asri dan hijau, tentu menunjukkan suasana yang nyaman dan panorama alam yang indah. Sudah tentu Kampus Unand Limau Manis amat kondusif untuk mencar ilmu dan meneliti untuk menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kejayaan bangsa.

Semenjak tahun 2008 pembangunan gedung gres untuk memenuhi menyebarkan kebutuhan terus berlansung hingga sekarang. Gedung kuliah bersama mengalami pertambahan sebanyak tiga unit (Gedung Kuliah G, H, dan I). Kemudian Program Pascasarjana telah memiliki gedung tersendiri semenjak tahun 2011 dan Fakultas Keperawatan juga telah mempunyai gedung tersendiri semenjak tahun 2012.

Pembangunan gedung yang sedang berjalan ketika ialah Dekanat dan laboratorium Fakultas Kedokteran. Meskipun kegiatan sebahagian perkuliahan telah dimulai semenjak tahun 2013, Fakultas Kedokteran masih memerlukan pemanis dua unit gedung laboratorium. Setiap perguruan tinggi yang mempunyai fakultas kedokteran diwajibankan mempunyai rumah sakit universitas (university hospital), Unand juga telah memulai pembangunan rumah sakit universitas yang dibutuhkan beroperasi tahun 2015.

Meskipun Kampus Unand Limau Manis luasnya 500 hektar, daerah yang dapat dibangun dengan aman hanya seluas 135 hektar. Selebihnya ialah daerah hutan lindung dan hutan tanaman obat Sumatera yang dimiliki Unand, padang gembala ternak dan lurah dengan kemiringan yang tajam. Kawasan yang dapat dibangun seluas 135 hektar tersebut sudah hampir seluruh digunakan sesuai dengan master plan pembangunan Kampus Unand Limau Manis.

5. Kampus Universitas Andalas di Luar Domisili                                                         
Untuk meningkatkan daya tampung dan memanfaatkan aset yang dimiliki, Unand telah membuka kampus di luar domisili. Pengertian kampus di luar domisili ialah kampus yang melaksanan proses mencar ilmu dan mengajar di luar kampus induk sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh Dirjen Pendidikan Tinggi. Sampai ketika ini Unand telah mempunyai dua kampus di luar domisili, yaitu di Payakumbuh (Kampus II Unand) dan Dharmasraya (Kampus III Unand).

Kegiatan Kampus Unand II Payakumbuh dimulai tahun 2009 dengan dua prodi di bawah pengelolaan Fakultas Ekonomi. Kedua prodi tersebut ialah Prodi Ekonomi Pembangunan dan Manajemen. Kemudian pada tahun 2012 ditambah lagi Prodi Ilmu Peternakan. Selanjutnya kegiatan Kampus Unand III di Dharmasraya dimulai tahun 2012 dengan membuka Prodi Argoekoteknologi.

Menguak Sejarah Berdiri Universitas Harvard

Mei 06, 2017 Add Comment
Siapa sih yang tidak kenal dengan Harvard University (bahasa indonesianya: Universitas Harvard) salah satu universitas terbaik di dunia . Juga Universitas ini favorit mimin catatansejarah.com alasannya dulu final SMA/SMK pengen kali kuliah di disana, gak penting kali ya . hahah. Lanjut mengenai sejarahnya Harvard University ialah universitas swasta di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat dan anggota Ivy League dan merupakan universitas terbaik dunia.Universitas ini didirikan pada 8 September 1636 dan merupakan akademi tinggi tertua di Amerika Serikat. Awalnya berjulukan New College, dia dinamakan ulang menjadi Harvard College pada 13 Maret 1639 untuk menghormati penyumbang terbesarnya, John Harvard, seorang mantan mahasiswa Universitas Cambridge.

Rujukan terawal yang memanggil Harvard sebagai "universitas" dan bukan "college" terjadi pada tahun 1780.

Universitas Harvard ialah salah satu universitas paling bergengsi di dunia dan mempunyai pendapatan terbesar di antara universitas-universitas di seluruh dunia (US$22,6 miliar pada tahun 2004), hampir dua kali lipat Universitas Yale, pesaing terdekatnya).

Rangking universitas Amerika Serikat keluaran US News tahun 2005 menempatkan Universitas Harvard dan Universitas Princeton gotong royong di urutan pertama. Universitas Harvard juga meraih urutan pertama pada tahun 2004, setelah lima tahun di posisi kedua dan ketiga. Times Higher Education Supplement World University Rankings juga menempatkan Universitas Harvard di urutan pertama.
Foto-Foto Penampakan Universitas Harvard






Fakultas yang ada di Harvard :

* Harvard Faculty of Arts and Sciences dan subfakultasnya, Harvard Division of Engineering and Applied Sciences, yang gotong royong meliputi:
o Harvard College, yang ialah bab pascasarjana Universitas ini (1636)
o Harvard Graduate School of Arts and Sciences (1872)
o Harvard Division of Continuing Education, termasuk Harvard Extension School dan Harvard Summer School

* Fakultas Kedokteran, termasuk Harvard Medical School (1782) dan Harvard School of Dental Medicine (1867)
* Harvard Divinity School (1816)
* Harvard Law School (1817) (tempat Obama kuliah nih gan)
* Harvard Business School (1908)
* Harvard Graduate School of Design (1914)
* Harvard Graduate School of Education (1920)
* Harvard School of Public Health (1922)
* Kennedy School of Government (1936)

Sejarah Di Bangunnya Universitas Oxford Inggris

Mei 05, 2017 Add Comment
Sejarah Di Bangunnya Universitas Oxford Inggris - Keberadaan Oxford University sudah terlacak pada tamat masa ke-11. Universitas ini terletak di Wellington Square, Oxford dan ketika ini memiliki 20.000 mahasiswa. 
Oxford Inggris

Secara formal disebutkan dibangun pada tahun 1096. Universitas ini ini berkembang pesat semenjak tahun 1167, ketika Henry II melarang pelajar Inggris untuk mencar ilmu ke Universitas Paris. Universitas Oxford sempat ditutup dua kali. Pertama, pada tahun 1209 dan tahun 1355 alasannya kerusuahn St Scholastica. Saat ini, universitas berbahasa Inggris tertua ini, memiliki 38 jurusan dengan struktur internalnya masing-masing. Ada empat divisi akademik di sini, adalah Humaniora, Ilmu Medis, Matematika, Fisika & Ilmu Alam, dan Ilmu Sosial. Beberapa agenda yang ditawarkan diantaranya, sains, biokimia, kimia, komputer, ornitologi, ilmu teknik, Studi Islam, Material, Matematika, dan lain-lain.