Menguak Sejarah Misteri Mengenai Gunung Lawu Jawa Timur

Maret 29, 2017
Gunung Lawu terletak di perbatasan antara Kabupaten Karanganyar dan Maetan, Jawa Timur. Gunung ini sebelumnya terakhir kali meletus pada tanggal 28 November 1885 dan status gunung ini disebut status gunung api "Istirahat".

Gunung yang bangkit sangat kokoh di ketinggian 3.265 mdlp tersebut terkenal dengan julukan Seven Summits of Java (Tujuh Puncak Pulau Jawa). Puncak Gunung Lawu terkenal sangat dingin. Suhu di puncak mampu hingga minus lima derajat celcius.

Menurut dongeng leluhur menyebutkan bahwa Gunung Lawu merupakan sentra kegiatan spiritual di Tanah Jawa dan ada kekerabatan bersahabat dengan tradisi dan budaya keraton Solo dan Yogyakarta misalnya upacara labuhan setiap bulan Sura.
Menguak Sejarah Misteri Mengenai Gunung Lawu Jawa Timur

Juga Gunung Lawu sangat populer untuk kegiatan pendakian. Setiap malam 1 Sura banyak orang berziarah dengan mendaki hingga ke puncak. Dan tiap suro selalu diadakan upacara sesaji di gunung Lawu.

Gunung Lawu juga menyimpan misteri pada tiga puncaknya dan menjadi daerah yang dianggap sakral di Tanah Jawa. Harga Dalem diyakini sebagai daerah pamoksan (menghilangnya) Prabu Brawijaya, Harga Dumiling diceritakan sebagai daerah pamoksan Ki Sabdopalon yang merupakan abdi setia dari Prabu Brawijaya, dan Harga Dumilah merupakan daerah yang meditasi pagi penganut kejawen.

Setiap pendaki yang pernah mendaki ke puncak Lawu pasti memahami banyak sekali larangan tidak tertulis yang harus dipatuhi. Misalnya dikala akan mendaki gunung Lawu yaitu dilarang mengucapkan kata kesel (capai) dikala sedang dalam perjalanan menuju puncak.
“Tidak boleh ngresula [mengeluh], capai, kalau mengatakan itu tiba-tiba stamina akan mendadak menurun. Dan Jika berkata cuek maka kita akan kedinginan.

Seperti kebanyakan gunung yang ada di Indonesia yang kental dengan aura mistisk, gunung Lawu memiliki pasar yang di sebut pasar setan. Yaitu pasar yang tak terlihat dengan kasat mata. Hanya terdengar bunyi ramai saja. Dan tidak semua orang mampu mendengarnya.

Jika kita melaksanakan pendakian tiba-tiba muncul kupu-kupu berwarna hitam, namun di tengah kedua sayapnya terdapat bulatan besar berwarna biru mengkilap. Konon, kalau melaksanakan pendakian, melihat kupu-kupu dengan ciri menyerupai itu menandakan bahwa kehadiran pendaki disambut baik (diijinkan) oleh penjaga Gunung Lawu. Jangan pernah menganggu, mengusir dan membunuh kupu-kupu tersebut.

Dan yang paling penting yaitu pantangan mengenakan baju berwarna hijau daun, dan dilarang mendaki Puncak Lawu dengan rombongan yang berjumlah ganjil. Konon mampu tertimpa sial dan kalau ada kabut yang dibarengi bunyi gemuru sebaiknya jangan naik. sebaiknya turun atau tertelungkup di tanah.kumpulan sejarah

Referensi:

Artikel Terkait

Previous
Next Post »