Sejarah Bercerita Mengenai Suku Maasai si Pengembara dan Petarung

April 12, 2017
Sejarah Bercerita Mengenai Suku Maasai si Pengembara dan PetarungSuku Maasai dikenal dengan suku pengembara dan petarung yang kuat. Konon menurut ceritanya singa-singa yang ada di Savana Afrika hanya takut dengan suku Maasa. Jika kawanan singa melinta dan melihat orang Maasai, singa akan lari dan menghindar menjauhi mereka. 

Orang SUku Maasai hidup di alam terbuka di Lembah Celah Besar di Afrika Timur. Mereka menetap di Kenya dan Tanzania yang melaksanakan cara bertahan hidup dengan cara nenek moyang mereka yang dulu hidup berabad-abad silam. Maasai salah satu suku di dunia yang tertinggal di dunia yang tidak mengambil atau terpaku pada aturan, tenang dalam berperang, uang untuk hidup dsb. Ya, walaupun mereka telah mengenal uang namun pada dasarnya.
Rumah Tinggal suku maasai
Rumah inggal suku Maasai

Di dalam kehidupan bermasyarakat suku Masai, status mereka juga kedudukan pria ditentukan dengan banyaknya anak dan jumlah ternak . Di suku Maasai pria dengan memliki kurang dari 50 ekor ternak dianggap miskin.

Rumah-rumah mereka dibangun secara tradisional olehwanita dan rumah mereka terbuat dari cabang-cabang yang sudah dianyam dengan rumput kemudian diplester dan kotoran sapi sebagai pelapisnya . Bentuk bangunan suku Maasai lingkaran dan persegi, rumah-rumah mereka membentuk lingkaran luas yang melindungi tengahnya, kawasan sangkar ternak mereka tidur di malam hari. Batasan luar semua lingkaran dipagari dengan batang-batang pohon yang sudah di tajamkan dan berduri yang akan melindungi penduduk Masai dan ternak mereka dari gerombolan dubuk, macan tutul, dan singa yang sedang mencari mangsa.

Untuk kelangsungan hidup mereka, suku Maasai sangat bergantung pada kesehatan juga kekuatan ternak. Susu hewan dikonsumsi, dan taik sapi digunakan sebagai pelapis untuk menutupi rumah mereka. Orang Masai jarang menyembelih ternaknya untuk makanan,hanya sedikit saja domba dan kambing yang dipelihara untuk dimakan. Tetapi, bila seekor ternak mati, bagian-bagian hewan itu dimanfaatkan. Tanduk hewan digunakan sebagai wadah, kuku dan tulang hewan dibentuk sedemikian rupa menjadi suplemen dan kulit  hewan diolah menjadi sepatu, pakaian, seprai, dan tali biar mampu dijual.

Referensi:
http://wol.jw.org/en/wol/d/r25/lp-in/102002129

Artikel Terkait

Previous
Next Post »